Ibu, kemarin aku bertemu gadis yang menggoncangkan hatiku

Kelanjutan kisah Sedikit Cemas Banyak Rindunya

Siti Sundari terpesona oleh wibawa Lesmana, hingga ia terbengong beberapa saat. Untungnya Lesmana segera menepuk pundak Siti Sundari dan menyadarkan diri dari kekosongan pikiran.

“Apa yang membuatmu lari dari istana keputren, Sun?”

Mulut Siti Sundari seperti terkunci. Tak mampu menjawab pertanyaan Lesmana. Memang sulit untuk mencari alasan kenapa ia melarikan diri di saat ia berhadapan dengan Lesmana.

“Tahukah kamu apa yang terjadi di balairung Kerajaan Dwarawati? Ayahmu telah bertitah, siapa di antara Abimanyu dan Lesmana yang bisa membawa putrinya ke hadapannya akan dijadikan mantu olehnya. Sekarang aku telah menemukan dirimu, cah ayu. Mari aku antar pulang ke istana!”

“O, begitukah kabar terakhir yang terjadi di istanaku? Tapi… di sini aku menunggu kedatangan Abimanyu.”

“Kedatangan Abimanyu? Jadi, ia sudah tahu kamu berada di tempat ini?”

“Tentu saja ia tahu, sebab pelarianku dibantu olehnya.”

“Kenapa Abimanyu bertindak pengecut seperti itu? Jika menilik titah ayahmu, tentu aku yang berhak mendapatkan dirimu daripada Abimanyu. Aku menemukanmu, sedangkan Abimanyu melarikan dirimu!”

“Tidak, aku tetap akan menunggu kedatangan Abimanyu!”

“Tapi hari telah malam, Sun. Ayo aku antar pulang.”

“Aku ndak mau menikah denganmu!”

“Ini bukan perkara siapa yang membawa kamu ke hadapan ayahmu. Hari telah malam, tak baik bagimu berada di tempat seperti ini sendirian saja. Aku hanya ingin mengantarmu pulang, biar kamu aman berada di istana keputren.”

Siti Sundari seperti tersihir oleh kata-kata Lesmana. Sambil berjalan beriringan mereka kembali ke istana Dwarawati. Sepanjang perjalanan mereka saling diam, larut dengan perasaan dan fikiran masing-masing.

***

Keesokan harinya, Lesmana menemui ibunya, Banowati. Perempuan yang telah berusia setengah abad itu masih awet cantiknya. Kalau boleh dibilang sih, seperti ndak sempat tua.

“Ibu, kemarin aku bertemu gadis yang menggoncangkan hatiku!”

“Siapa gadis yang beruntung itu, Le?”

“Siti Sundari, ibu.”

Banowati mendekati Lesmana dan minta Lesmana mengulangi jawabannya. Banowati ingin memastikan kalau dada Lesmana bergemuruh ketika menyebut nama Siti Sundari itu.

“Ketemu di mana?”

Lesmana lalu menceritakan pertemuannya dengan Siti Sundari. Tidak dikurangi atau pun ditambahi. Seperti apa adanya.