Hape dan ibadah

Setiap orang punya hape lebih dari satu, bahkan ada yang punya hingga lima: satu nomor-satu operator-satu hape. Maka tak heran nekjika jumlah hape yang digunakan jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk Indonesia. Memang sih, Indonesia pasar yang sangat potensial untuk per-hape-an.

Hape telah mengubah perilaku seseorang. Nggak peduli status sosialnya. Sejauh mata memandang, lihatlah orang di sekeliling kita, mayoritas dari mereka (sedang) memainkan hape. Tukang becak atawa tukang ojek yang sedang menunggu penumpang, memainkan hape-nya. Entah, mereka sedang main game, ber-SMS-an atawa mengapdet status pesbuknya. Pun dengan ibu rumah tangga plus asistennya, orang kantoran atawa siapa pun mereka,  tak bisa lepas dari hape. Meskipun mereka punya aktifitas lain, namun jemarinya sibuk memencet keypad hapenya. Saat bengong pun mereka memegang hape!

Hape juga mewabah ke masjid-masjid. Sedang khusuk shalat tak jarang terdengar dering hape. Tak heran, banyak tertempel tulisan larangan mengaktifkan hape di dalam masjid.

…. Maklumat selanjutnya, kami mohon bagi yang membawa alat komunikasi seperti hape untuk sementara agar dinonaktifkan supaya tidak mengganggu pelaksanaan ibadah shalat Jumat  kita ….

Pengumuman semacam di atas sekarang menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh pengurus DKM sebelum khatib memberikan khutbah Jumatnya.  Kadang, meskipun sudah diumumkan sebelumnya masih saja terdengar dering hape di tengah berlangsungnya ibadah Jumat.

Suatu ketika saya shalat berjamaah di suatu masjid. Sesuai protap shalat berjamaah, sebelum memulai shalat, sang imam menghadap ke arah makmum untuk memastikan kalau barisan shalat/shaf telah rapat dan lurus/rapi. Ia mengalihkan pandangan ke kanan dan ke kiri, sambil berkata: lurus dan rapatkan shaf. Bagi yang bawa hape agar dimatikan. Kemudian ia berbalik menghadap kiblat dan kemudian bertakbir.

Ya, demikianlah adab seorang imam sebelum memulai shalat, ia mengingatkan para makmum agar meluruskan dan merapatkan shaf. Memang begitu tuntunan Kanjeng Nabi. Mungkin karena keberadaan hape sering mengganggu saat ibadah shalat berlangsung, sang imam menambahkan satu kalimat “Bagi yang bawa hape agar dimatikan”.

~oOo~

Ada yang lebih lucu: berdoa sambil memainkan hape. Di mana? Saya menemukan kejadian ini di televisi. Tahu kan, sekarang banyak muncul ustadz selebritis di televisi, apalagi pas Ramadhan seperti ini. Saban hari kita disuguhi tanyangan penuh guyon yang menghadirkan seorang ustadz/zah. Tak jarang, sang ustadz larut dalam guyon-guyon yang nggak bermutu, semacam kondisi fisik seseorang dijadikan bahan candaan. Di mata saya, ustadz tersebut hilang kewibawaanya.

Hubungan dengan hape apa mas? Begini. Di akhir acara tausiyah, ada doa yang dipimpin oleh ustadz seleb tersebut. Kamera menyorot ke arah jamaah yang sedang berdoa. Ada yang khusuk, ada yang tiba-tiba khusuk berdoa karena sadar kamera datang ke wajahnya dan sebagian yang lain…. tangan kirinya menengadah berdoa, sementara tangan kanan mereka mengarahkan kamera hape ke tempat ustadz berdiri.

Jepret!