Tulisan “Everything 2 Riyal” akan banyak ditemukan pada deretan toko di sepanjang jalan menuju Masjid al Haram atawa Masjid Nabawi. Toko-toko tersebut menjual aneka macam souvenir haji atawa umroh, meskipun pernak-pernik yang dijual tak semuanya seharga 2 Riyal, ada yang 1 Riyal, 3 Riyal, bahkan 20 Riyal.
Apakah barang-barang yang dijual tersebut produk asli Arab Saudi? Tidak, mayoritas made in China. Inilah hebatnya orang Tiongkok, di mana bumi dipijak di sana akan ditemukan produk hasil negeri mereka.
Anda tinggal pilih souvenir mana yang akan Anda berikan kepada kerabat di Tanah Air: gantungan kunci aneka model (miniatur Ka’bah, gravir tulisan Arab, dll), aneka gelang, mainan anak-anak, dan sebagainya. Jika pandai menawar, beli lusinan mendapatkan sedikit diskon. “Halal… halal…”, katanya. Tak hanya pernak-pernik souvenir seperti yang disebut di atas, di “Everything 2 Riyal” Anda juga akan menemukan kopiah, celak, parfum, kaos kaki, tasbih (bahkan sekarang sudah ada tasbih digital, bentuknya mirip arloji digital tetapi dililitkan di jemari), penyubur rambut, sabun, pemerah kuku dan banyak lagi.
Jangan ragu untuk bertanya berapa harganya, karena para penjual paham benar dengan bahasa Indonesia kita. Bahkan, mereka mirip “google translate” karena bisa macam bahasa: Turki, India, Persia, dan sepatah dua bahasa Jawa atawa Sunda.
Kembali ke made in China. Kalau diperhatikan, semua barang yang dibutuhkan untuk ibadah haji/umroh atawa beribadah di Tanah Haram ada produk dari negeri mereka: kain ihrom, sabuk haji, sandal, tikar, sorban, kursi roda, maupun baju gamis.
Selain toko “Everything 2 Riyal” di jalanan akan ditemui juga para pedagang kaki lima yang menawarkan aneka pakaian/kerudung yang dijajakan secara provokatif. Mereka akan muncul di saat bubaran shalat, menggelar dagangan di jalanan keluar Masjid al Haram atawa Masjid Nabawi sambil berteriak lantang: “khamsa riyal…. khamsa riyal….” kadang diselipi dengan angka-angka dalam bahasa Indonesia. Barang yang dijual mereka, insya Allah, juga made in China.
Di Pasar Balad Jeddah lain lagi. Banyak toko-toko Arab, di-merk-i dengan kata MURAH. Ada Toko Ali Murah, Toko Gani Murah, Toko Sultan Murah, dan lain-lain. Maklum, yang belanja orang-orang Indonesia. Bahkan, di Toko Gani Murah tertulis: Sugeng Rawuh dan Wilujeng Sumping. Nah, gara-gara jamaah Indonesia suka berbelanja di sana maka kosa-kata bahasa Jawa dan Sunda sering terdengar dari mulut para penjualnya. Di sini barang-barang made in China juga merajai etalase toko.
Nekjika Anda berkesempatan belanja oleh-oleh, sertakan niat untuk bersedekah agar uang yang Anda keluarkan itu ada nilai ibadahnya.