Dulu dan Kini

Tantular

Dulu sekali:
Mpu Tantular  hidup pada zaman pemerintahan raja Hayam Wuruk. Nama Tantular terdiri dari dua kata: tan (tidak) dan tular (terpengaruhi), yang berarti ia orang yang teguh. Tantular adalah seorang penganut Buddha, namun ia terbuka terhadap agama lainnya, terutama agama Hindu-Syiwa. Pandangan dan sikapnya tersebut,  terlihat pada dua kakawin atau syairnya yang ternama yaitu Kakawin Arjunawijaya dan Kakawin Sutasoma. Bahkan salah satu bait dari Kakawin Sutasoma ini diambil menjadi semboyan Republik Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika

Masa kini:
Robert Tantular adalah mantan pemilik sebagian saham PT Bank Century Tbk yang menjadi terpidana dalam kasus Bank Century. Dalam beberapa bulan terakhir namanya sering menghiasi tajuk-tajuk berita, baik di media cetak maupun elektronik.

Ken Arok

Dulu sekali:
Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Tumapel, yang kemudian terkenal dengan nama Singasari. Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa.

Masa kini:
Ken Arok adalah nama group dangdut legendaris yang berasal dari kota Salatiga Jawa Tengah, yang eksis hingga sekarang. Semenjak nama Ken Arok lahir pada tahun 1979 banyak bermunculan nama Ken Arok (palsu) di Jawa Tengah, di antaranya Ken Arok Alfa, Ken Arok Bravo, Ken Arok Star, namun nama-nama itu tumbang tidak mampu bersaing dengan Ken Arok  yang tanpa embel- embel ini.

(Bukan) Sendok

Dulu sekali:
Mpu Sindok adalah raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa. Mpu Sindok dianggap sebagai pendiri dinasti baru bernama Wangsa Isana.

Masa kini:
Safir Senduk adalah seorang perencana keuangan. Ia mendirikan Safir Senduk & Rekan pada awal tahun 1998. Ia menulis sejumlah buku yang tergabung dalam Seri Perencanaan Keuangan Keluarga, yang merupakan seri buku pertama di Indonesia dalam bidang perencanaan keuangan. Safir juga menjadi pembicara publik dengan seringnya ia diundang untuk berbicara di berbagai seminar, pelatihan dan sejumlah acara di televisi serta radio.

Pitaloka

Dulu sekali:
Dyah Pitaloka Citraresmi adalah putri Kerajaan Sunda. Menurut Kakawin Pararaton, ia dijodohkan dengan Hayam Wuruk, raja Majapahit yang sangat berhasrat untuk menjadikannya sebagai permaisuri. Dalam peristiwa di Lapangan Bubat, ia bunuh diri. Konon,  Dyah Pitaloka seorang  gadis yang memiliki kecantikan luar biasa.

Masa kini:
Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari adalah seorang penulis buku, pembawa acara, pemain sinetron, dan aktivis politik. Rieke aktif dalam kegiatan politik, bahkan pernah menduduki jabatan wakil sekjen DPP PKB, mengundurkan diri untuk bergabung ke PDI-P. Kini menjadi  anggota DPR periode 2009-2014. Ia juga mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Pitaloka yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.

Karno

Dulu sekali:
Adipati Karno adalah nama Raja Angga yang merupakan tokoh antagonis penting dalam wiracarita Mahabharata. Nama lain Karno adalah Basukarno, Radheya, Basuseno, Wresa, Sutaputra, Anggadipa, Suryaputra, Suryatmojo, Talidarma, Bismantaka. Ia menjadi pendukung utama pihak Kurawa dalam perang besar melawan Pandawa. Sesungguhnya, Karno merupakan kakak tertua dari tiga di antara lima Pandawa, Yudhistira, Bima dan Arjuna. Karno lahir dari telinga Kunti – ibunya, hasil perselingkuhannya dengan Bathara Surya. Karena lahir melalui telinga itulah ia dinamakan Karno (telinga).

Karno merupakan sosok pahlawan yang memiliki sifat-sifat kompleks. Meskipun berada di pihak antagonis, namun ia terkenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ksatria. Sifatnya angkuh, sombong, suka membanggakan diri, namun juga seorang dermawan yang murah hati kepada siapa saja, terutama fakir miskin dan kaum brahmana. Kesaktiannya yang luar biasa membuat namanya terkenal sepanjang masa dan disebut dengan penuh penghormatan.

Masa kini:
Karno yang ini mencatut nama lain dari Raja Angga yakni Suryaputra,  yang berarti anak dari Bathara Surya atau Suryatmojo, di mana surya itu nama lain dari matari/baskara/bagaskara/mentari/matahari/srengenge,  sedangkan atmojo berarti anak/putra/keturunan, juga diartikan sebagai anaknya Bathara Surya.

Sifat baiknya tidak angkuh, tidak sombong, baik hati, dan suka menabung. Sifat lainnya, (sedikit) suka narsis dan sering menyebalkan tapi ngangeni.

Silakan muntah deh!