Drama di depan mesin ATM

Di kota Karawang, setiap tanggal 25 hingga akhir bulan bulan ada fenomena menarik terutama di sekitar areal Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yaitu antrian panjang mengular. Pasalnya, pada tanggal-tanggal tersebut para karyawan yang bekerja di pabrik menerima gaji bulanan mereka.

Oh ya, sekarang memang tidak zamannya lagi menerima gaji dengan sistem tunai. Bagi perusahaan yang mempunyai karyawan ribuan tentu saja sangat merepotkan kalau harus menghitung satu-persatu jumlah uang yang harus diterima masing-masing karyawan, meskipun tidak dipungkiri masih ada juga perusahaan yang menerapkan sistem penggajian seperti itu.

Pada saat mengantri di depan ATM diperlukan bekal kesabaran yang sebanyak-banyaknya, karena waktu untuk mengantri ATM di tanggal-tanggal tersebut di luar kewajaran (melebihi rata-rata waktu yang dibutuhkan ketika menggunakan mesin ATM). Berdasarkan pengamatan saya selama ini, ada beberapa hal yang menyebabkan kenapa orang berlama-lama di depan ATM.

Bingung

Selalu saja ada orang yang baru pertama kali menggunakan ATM. Bisa jadi ia karyawan baru di suatu perusahaan dan kebetulan juga pertama kali mempunyai rekening bank untuk transaksi gaji bulanannya. Ia selalu salah pencet, lalu bertanya kepada pengantri di belakangnya atau pengantri ATM sebelah.

Berantem dengan istri

Lho… berantem dengan istri kok pada saat antri ATM sih? Itulah kenyataannya. Ada beberapa karyawan, ketika mengambil gaji via ATM diantar oleh istrinya. Bagi yang gajinya utuh, urusan dengan sang nyonya lancar-lancar saja. Begitu uang keluar dari mesin ATM, dengan begitu cepat berpindah ke dompet sang nyonya, beserta kartu ATM-nya tentu saja. Nah, bagi karyawan yang banyak potongan dari perusahaan atau hutang bank misalnya, akan terjadi pertengkaran kecil suami-istri di depan mesin ATM. Si istri akan bertanya kenapa terima gajinya cuma sekian, yang lainnya ke mana? Rupanya si istri ini agak jeli, sebelum transaksi pengambilan tunai, ia minta si suami cek saldo. Di sini biasanya perang Bubat dimulai. Belum kalau anak yang dibawa ikut rewel.

Debt Collector pun ikut antri

Tahukah Anda ada bank-plecit yang menerima pinjaman tunai dengan jaminan kartu ATM? Nah, setiap bulan petugas debt collector bank-plecit ikutan antri ATM. Biasanya terdiri dari dua orang. Satu orang mengenggam segepok kartu ATM dan selembar kertas, berisi daftar nama pengutang dan PIN kartu ATM. Lalu, petugas yang satu bertugas pencat-pencet tombol mesin ATM, berganti dari satu kartu ATM ke kartu ATM yang lain. Teman yang bawa daftar tadi akan membacakan nomor PIN-nya. Mereka mentransfer ke rekening mereka sesuai jumlah angsuran orang yang hutang a.k.a yang mempunyai kartu ATM tersebut. Bisa dibayangkan, kalau kartu ATM yang dibawa debt collector tersebut jumlahnya puluhan.

Mesin ATM ngadat

Ini sih, yang sering terjadi. Akan terjadi keributan saat kartu ATM tertelan mesin atawa sudah kadung pencet nilai tertentu tetapi uang tidak keluar. Kejadian seperti ini akan semakin seru jika yang berada di depan mesin ATM itu suami-istri.  Akan terjadi pertengkaran di antara keduanya karena sang istri “delay” mendapatkan gaji dari sang suami.