Dalam Kata Pengantar novel terbarunya, Majapahit 2: Bala Sanggrama (Penerbit Bentang, Oktober 2013), Pak Langit Kresna Hariadi menceritakan tentang penyakit migrain yang cukup lama dideritanya. Kali ini, ia juga menyinggung saat ia sudah putus asa ketika menghadapi masalah saraf terjepit di lumbar sacral L4 dan L5. Namun yang ia ceritakan adalah tentang kesembuhannya yang ternyata dengan cara sangat sederhana: senam. Dengan gerakan tertentu, saraf kejepit sembuh dalam 2 minggu, sembuh total dalam sebulan. Tak perlu operasi.
Kembali ke penyakit migrain yang diderita Pak Langit. Ia mengisahkan, sebulan lebih ia digoda kondisi ini menyebabkan ia lumpuh total, tidak bisa berbuat apa-apa. Sedemikian parahkah migrain yang dideritanya? Pak Langit mengambarkan bahwa migrain adalah sakit kepala sebelah yang luar biasa, nekjika rambut di bagian sebelah kepala terkena sisir sakit banget rasanya.
Sampai kemudian, terjadilah sore yang penuh keajaiban itu. Pak Langit terkejut saat ia terlambat menyadari migrannya telah hilang entah ke mana. Ia gerayangi kepalanya, migrain itu benar-benar telah hilang tidak ada jejaknya. Ia berpikir keras, ia tadi makan atawa minum apa?
Ia barusan minum cola! Itu jawabannya. Minuman berkarbonasi itulah yang ia curigai. Ia berharap migrain itu datang lagi, ia ingin membuktikan dugaannya betul. Ketika bukti itu berhasil ia pastikan, ia malah bingung sebab yang ia hadapi adalah cola, produk minuman yang sangat terkenal.
Pak Langit merekomendasikan kepada temannya yang kebetulan juga terkena migrain. Waktu itu temannya bergegas meninggalkannya karena akan periksa mata. Ia merasa aneh kenapa yang diperiksa harus mata, sementara keluhan temannya migrain. Rupanya, dokter yang memeriksanya meminta dilakukan pemeriksaan mata untuk menemukan akar masalah, jangan-jangan migrain itu ada di sana.
“Minum saja cola, lakukan sambil glegeken, mengko rak waras,” Pak Langit memberi saran sambil lalu. Pak Langit terkejut dan bahkan memberikan perhatian serius ketika temannya itu mengatakan kalau migrannya hilang gara-gara minum cola.
Apabila Anda disambangi migrain sebagaimana ciri-ciri yang saya sebutkan, belilah cola yang kaleng, lalu minumlah tanpa henti sekuatnya sampai kemudian terjadi sendawa, atau glegeken, di kepala terasa mak cleng. Seperti sebuah aliran yang diputus, migrain itu murca seketika, benar-benar seketika. Semakin kuat glegeken yang terjadi, semakin bagus. Hanya saja, bila Anda memiliki masalah nyeri lambung, sebaiknya Anda menimbang. [hal ix]
Pak Langit makin yakin pada dugaannya ketika migrain itu menyambangi istri, menyambangi tetangga, bahkan anaknya. Celakanya, ketika ia ceritakan temuan luar biasa ini (tentu saja menurutnya) pada Prof. Dr. Satoto (alm) ia malah ditertawakan. Di akhir kata pengantarnya, maksud ia membagi pengalaman ini adalah untuk mendapatkan masukan balik dari pembaca Majapahit 2: Bala Sanggrama.
~oOo~
Saya minum cola hanya untuk memancing glegeken hebat, sebab setelah saya glegeken rasa sebah di perut seketika hilang, tubuh jadi lebih ringan. Namun, belum tentu sebulan sekali saya minum cola. Hanya ketika perut berasa nggak enak, baru saya minum cola.