Cinta sang pemanah

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan / Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh [Kahlil Gibran]

Mereka yang dulu aku timang-timang kini telah menjelma menjadi dua gadis remaja. Tali busur yang aku regangkan dengan kekuatan kasih sayang terlepas sudah dan kedua anak panah itu meluncur bersama cita-cita mereka.

Jika engkau bertanya sudahkah aku menjadi pemanah yang baik bagi anak-anak panahku? Bagiku hidup mengalir begitu saja. Tak pernah aku melawan arus aliran sungai kehidupan namun tak juga aku mau terombang-ambingkan olehnya. Tujuan hidupku sesungguhnya mempersiapkan anak-anak panah menjadi generasi berikutnya yang nanti akan menjaga bumi menggantikan peranku, sebab suatu saat aku akan terkubur dalam perut pertiwi.

Kedua anak panahku, telah aku berikan hak sebagaimana layaknya busur mengasihi anak panahnya. Menjaga dua gadis remaja bak memegang segelas kopi yang panas. Jemari terasa panas, dan jika terlepas gelas akan pecah berkeping-keping, hitam kopi akan menodai taplak meja bahkan cipratannya akan mengotori lantai dan tembok rumah.

Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2013.