Senja di stasiun Tugu

ia tenggelam dalam riuh rendah
mahasiswa berjaket krem kebanggaan
pada sebuah gerbong senja utama
kereta kelas bisnis jurusan ibu kota

ia memandang keluar jendela
masih tidak percaya
ditunjuk sebagai duta almamaternya

ia juga tidak percaya
duduk manis dalam kereta
untuk pertama dalam kehidupannya
bismillah

slamet
slamet
slamet

bulaksumur, mei 1989

Ia tersandung, tetapi tidak jatuh

bukan karena besar pasak daripada tiang
bukan karena satu gendang sepenarian
bukan karena kafilah berlalu anjing terdiam

ia tersandung
karena berjalan sambil melamun

tetapi tidak jatuh
ia menertawakan dirinya

: kedua kakinya tidak kompak lagi

bulaksumur, 1987