Buku saya akan terbit lagi

The Padeblogan sempat terbengkalai akhir-akhir ini, meskipun saya biarkan tak ada postingan baru ternyata jumlah kunjungan rata-rata per hari masih di atas 600. Ini gara-gara ada tayangan Mahabharata di ANTV yang diputar saban malamnya, mayoritas pengunjung The Padeblogan mengarah ke WayangSlenco – sepertinya – mencari informasi sepak terjang Arjuna. Dan yang mereka dapatkan di The Padeblogan pasti meleset dari angan-angan mereka, sebab wayang di The Padeblogan dikemas oleh dalang antik.

Sesungguhnya saya ndak memposting sebuah tulisan di The Padeblogan karena sedang disibukkan menyiapkan buku-buku yang akan segera saya terbitkan. Dalam waktu dekat, buku yang akan terbit lumayan tebal, judulnya masih saya rahasiakan. Tetapi saya akan membocorkan sedikit prosesi penyiapan penerbitan buku tersebut.

***

Arkian, saya tertarik kepada ilmu titen para petani kita zaman dulu dalam memulai masa tanam yang disebut sebagai Pranata Mangsa, yakni pengaturan waktu musim yang dipakai sebagai patokan dalam mengolah lahan pertanian. Pada akhir abad 19, Kanjeng Sinuhun PB VII memerintahkan agar Pranata Mangsa tersebut dibakukan dan dibukukan.

Dengan ide dasar Pranata Mangsa itulah 218 sub-bab dalam buku tersebut saya bagi menjadi 12 bab berdasarkan Candra Mangsa yakni Sesotya Murca Saka Embanan (intan lepas dari cincin yang menjadi wadahnya), Bantala Rengka (bumi merekah), Suta Manut Ing Bapa (anak menurut pada bapaknya), Waspa Kumembeng Jroning Kalbu (air mata tergenang dalam kalbu), Pancuran Emas Sumawur Ing Jagad (pancuran emas menyirami bumi), Rasa Mulya Kasuciyan (merasa mulia dalam kesucian), Wisa Kintir Ing Maruta (racun terhanyut bersama angin), Anjrah Jroning Kayun (keluarnya isi hati), Wedharing Wacana Mulya (munculnya suara-suara mulia), Gedhong Mineb Jroning Kalbu (gedung tertutup dalam kalbu), Sesotya Sinarawedi (intan seperti saudara), dan Tirta Sah Saking Sasana (air meninggalkan tempatnya).

Setiap Mangsa mempunyai rentang waktu yang berbeda-beda, yakni Kasa (Kartika) dari 22 Juni – 01 Agustus, Karo (Puso) dari 02 – 24 Agustus, Katelu (Manggasri) dari 25 Agustus – 18 September, Kapat (Sitra) dari 19 September – 13 Oktober, Kalima (Manggakala) dari 14 Oktober – 09 November, Kanem (Naya) dari 10 November – 22 Desember, Kapitu (Palguna) dari 23 Desember – 03 Februari, Kawolu (Wisaka) dari 04 Februari – 28/29 Februari, Kasanga (Jita) dari 1 Maret – 25 Maret, Kasadasa (Srawana) dari 26 Maret – 18 April, Dhesta/Hapit Lemah (Padrawana) dari 19 April – 11 Mei, dan Sadha/Hapit Kayu (Asuji) dari 12 Mei – 21 Juni.

Pada saat menyusun naskah buku saya tersebut, pada bab Mangsa Kapat (Sitra) membuat saya terpana. Kok bisa? Nanti kalau Anda berkesempatan membaca buku tersebut akan mendapatkan jawabannya. Dalam Pranata Mangsa, Mangsa Kapat (Sitra) ditandai dengan mata air mulai terisi, kapuk randu mulai berbuah, dan burung-burung mulai membikin sarang untuk melindungi telur-telurnya.

Sangat pas jika urutan waktu keempat ini dicandra dengan Waspa Kumembeng Jroning Kalbu.

Semplah betul!