Berpikir dan Bertindak Kreatif di Jaman Susah

Di tengah hujan yang lebat yang disertai angin, lewatlah sebuah mobil dikendarai oleh seorang lelaki muda. Ketika dia melewati sebuah halte dilihatnya ada 3 orang yang bermaksud menumpang mobilnya. Dia pun keluar dari mobil, oh.. ternyata 3 orang tadi dia mengenalnya dengan baik.

Orang pertama, seorang bapak yang pernah membantunya hingga sukses seperti sekarang ini. Orang kedua, seorang nenek yang sedang sakit, dia ini pernah jadi induk semangnya ketika dia kost dulu, sedangkan orang ketiga, perempuan cantik yang saat ini sedang diincar untuk dijadikan istrinya. Dia ingin menolong ke 3 orang tersebut, tapi apa daya mobil yang dia punya hanya muat untuk 2 orang saja. Intinya, dia harus memilih 1 dari ke 3 orang tersebut.

Di tengah situasi seperti itu, ternyata kawan kita yang satu ini berpikir kreatif. Dari ke 3 orang tersebut, siapa yang dipilih? Bapak yang dermawan, nenek yang sedang sakit atau si cantik? Kawan kita menyelesaikan persoalannya begini : Dia minta bapak yang dermawan itu membawa mobilnya, bersama-sama dengan nenek yang sedang sakit itu, sementara dia akan menemani si cantik di halte sambil menunggu hujan reda, tentunya sambil pedekate!

Sekarang ini lagi jaman susah, gaji tidak naik harus kita syukuri dari pada kena program PHK masal. Kita bisa hidup dengan semadyanya, pelan-pelan kita mengubah gaya hidup menjadi lebih sederhana. Di sisi yang lain, perlu juga berpikir dan bertindak kreatif seperti kawan kita tadi. Apalagi kalau bukan bertindak  kreatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan waktu luang yang kita punya. Tidak perlu modal besar, hanya perlu modal keberanian untuk bertindak.  

Ini contoh sederhana saja. Pergilah ke pasar membeli kue/makanan camilan kiloan, kemudian kemaslah dalam ukuran yang lebih kecil agar lebih menarik beri label dalam kemasan tersebut. Misalnya, 1 kg terbagi dalam 10 kemasan. Lalu, titipkan ke warung-warung dengan sistem konsinyasi.

Peluang ada di mana-mana, di sekolah anak kita, di kantor, di lapangan/areal tempat orang melakukan olah raga di minggu pagi dan sebagainya. Tinggal mengolah kreatifitas dan keberanian memulainya.

PS :
Siang  tadi saya kedatangan seorang sahabat yang di tahun 1999 lalu terkena PHK massal. Ia datang dengan cerita sukses yang saya kemas ulang dalam 3 paragraf terakhir artikel ini. Ia kini jadi distribusor besar untuk barang konsumsi sehari-hari (makanan dalam kemasan, sabun, shampo, dll)