Bergerak menuju ibu #6

Sekitar Jabal Uhud, 26 Desember 2015

Setelah mendoakan para syuhada Perang Uhud saya menunggu teman satu rombongan yang masih berkeliling sekitaran Jabal Uhud. Suhu udara kisaran 12°C, maka untuk hangatkan tubuh saya duduk di panasnya matari Madinah.

“Masih ingat kisah Perang Uhud yang diceritakan dalam buku Kanjeng Nabi, buk?” tanya saya kepada ibu saya yang pernah membaca buku biografi Muhammad karya Husain Haikal yang diterjemahkan dengan apik oleh Ali Audah.

“Pada perang ini pasukan muslim kalah, karena mementingkan urusan harta rampasan perang,” ujar ibu saya.

Mata saya menerawang ke bukit kecil yang dipenuhi ribuan peziarah dari berbagai belahan dunia. Dulu sekali di sini, di tempat ini, Kanjeng Nabi dan para sahabat menegakkan panji-panji Islam. Kini yang saya lihat, umat Kanjeng Nabi menegakkan tinggi-tinggi panji-panji nama biro travel mereka.

Entah karena lupa atau tidak adanya persiapan yang matang, pimpinan rombongan kami tidak membawa panji-panji atau spanduk untuk foto bersama. Bukankah datang berombongan dengan tertib dan foto bersama itu sebagai bukti kalau ada kebersamaan di antara jamaah umrah?

***

Tokoh perempuan yang fenomenal dalam Perang Uhud yakni Hindun binti Utbah. Pada Perang Badar sebelumnya, Hindun kehilangan ayah, paman dan saudara lelakinya. Maka ia semakin membenci Islam.

Hindun ambil bagian dalam Perang Uhud. Selain ia cantik, ia termasuk perempuan yang cerdas, pintar berbahasa, dan pandai dalam ilmu sastra. Ia juga mahir dalam menunggang kuda, sebuah keahlian yang tidak dimiliki sembarang orang.

Hindun bersiasat dengan menyuruh budaknya untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Kanjeng Nabi. Setelah Hamzah terbunuh, Hindun merobek perutnya lalu mengambil jantung Hamzah. Sungguh mengerikan, jantung tersebut dikunyah oleh Hindun namun dimuntahkan kembali karena ia tak mampu menelannya. Memang Gusti Allah tak mengizinkan jantung itu masuk perut Hindun.

“Kalau saja ia menelannya, tentu ia tidak akan tersentuh api neraka, karena Allah mengharamkan bagi neraka untuk menyentuh bagian daging Hamzah sedikit pun.” Demikian Kanjeng Nabi bersabda.

***

Kelak pada penaklukan Mekkah oleh pasukan Kanjeng Nabi dengan cara damai, Hindun termasuk salah satu orang yang masuk Islam dengan cara yang baik. Ke depannya, Hindun menjadi pembela Islam terdepan. Ia dikenal sebagai perempuan teladan, apalagi ketika ia menjadi pejuang di Perang Yarmuk. Dengan melantunkan syairnya yang indah, Hindun menyemangati pasukan kaum muslimin hingga memenangkan perang tersebut.