Beras mahal dan Nawangwulan

Ombudsman RI membeberkan tiga penyebab utama yang membuat harga beras mahal yakni permasalahan iklim, permasalahan di hulu, dan permasalahan di hilir.1

Jika ingin melihat betapa banyak orang yang membuang nasi secara percuma, silakan datang ke hajatan/jamuan makan bersama yang berkonsep prasmanan. Konsep ini dipilih dengan maksud agar para tamu mengambil makanan sesuai dengan kemampuan perutnya dalam menampung makanan. Alih-alih  menghabiskan makanan yang diambilnya sendiri – yang menggunung itu, mereka menyisakan makanan dan tentu saja, sisa makanan itu akan terbuang begitu saja.

Sementara itu di muka bumi yang lain, banyak orang yang kelaparan karena kesulitan memperoleh sesuap nasi. Eh, tapi saya pernah memergoki seseorang memberikan beberapa bungkus nasi Jumat Berkah kepada para pengemis/tuna wisma, lalu oleh para pengemis/tuna wisma tersebut nasinya mereka buang dan cuma mengambil lauknya saja. Ya, pada hari Jumat memang ada cukup banyak orang bersedekah nasi bungkus untuk mereka. 

Saat ini harga beras sedang lucu-lucunya. Negara pemasok beras terbesar di dunia menahan diri untuk tidak mengekspor berasnya, karena mereka memanfaatkan beras produksinya untuk konsumsi dalam negeri mereka. Sebagai pengimpor beras yang cukup besar, Indonesia terdampak oleh kebijakan tersebut.

Saya jadi teringat dongeng Jaka Tarub dan Nawangwulan.2

Dalam dongeng tersebut dikisahkan setelah Nawangwulan – ia bidadari yang turun dari kahyangan, tapi tidak bisa kembali pulang – menjadi istri Jaka Tarub, ia menjadi ibu rumah tangga yang berkewajiban menyajikan makanan bagi keluarganya.

Sebagai seorang petani Jaka Tarub mempunyai lumbung pagi tempat ia menyimpan hasil panen sawahnya. Ia sempat heran kenapa padi di lumbungnya seperti tidak pernah berkurang. Tanpa sepengetahuannya, setiap menanak nasih Nawangwulan hanya mengambil satu bulir padi dan itu mencukupi untuk konsumsi satu keluarga.

Nawangwulan telah mengajarkan kepada kita untuk menanak nasi sesuai kebutuhan, sehingga nantinya tidak ada sisa nasi yang terbuang.

Atau barangkali ada yang takut mengkonsumsi nasi karena takut kena diabet?

1Diambil dari Kompas tanggal 18/09/2023
2Salah satu kisahnya bisa dibaca di artikel ini