Bang Kumis membaca Inferno

Di hotel prodeo, Bang Kumis protes kepada sipir karena tidak disediakan koran. Kata sipir, penjara nggak ada bajet untuk pengadaan koran atawa majalah. Sebagai seorang kutu buku hidup di dalam bui tanpa bacaan untuk waktu yang lama sungguh menyiksa. Beruntung, sipir penjara memperbolehkan para penghuninya membawa buku bacaan dari luar.

Pada suatu siang, Bang Kumis mendapatkan kiriman sebuah buku dari kerabatnya. Sebuah novel terbaru yang ditulis oleh pengarang favoritnya: Dan Brown. Semua buku Dan Brown sudah dibacanya, sepertiĀ The Lost Symbol, Angels & Demons, Deception Point, Digital Fortress dan tentu saja novel yang paling banyak dibaca sepanjang waktu oleh banyak kalangan yakni The Da Vinci Code.

Bang Kumis menimang buku pemberian kerabatnya itu. Ia tertawa sangat lepas. Bahagia betul ia mendapatkan novel Dan Brown yang berjudul Inferno. Novel yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu diterbitkan oleh Bentang Pustaka (Sept 2013) setebal 642 halaman.

Plastik pembungkus buku segera ia kelupas. Tak sabar ia membaca petualangan sang tokoh idola, Robert Langdon, profesor sejarah seni dan simbologi dari Harvard University. Ia membalik buku itu dan membaca tulisan di sampul belakang.

Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal, ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos berkat Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.

Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa ia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatik yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis – Inferno – karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia. Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, ia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.

Inferno adalah dunia-bawah yang dijelaskan dalam puisi epik Dante Alighieri, The Divine Comedy, yang menggambarkan neraka sebagai jagat berstruktur rumit dihuni oleh entitas-entitas yang dikenal sebagai “arwah” – jiwa tanpa-raga yang terperangkap di antara kehidupan dan kematian.