Senin, 6 Agustus 1945
Hiroshima dihancurkan bom atom. Pesawat pengangkut bomnya dinamakan Enola Gay, sesuai dengan nama ibu sang pilot, Kol. Paul W. Tibbets. Menurut Kapt. William Parsons yang juga berada dalam pesawat, kilatan bom seterang cahaya matahari. Akibat ledakannya, pesawat terdorong sejauh 10 mil. Bahkan 4 jam setelah ledakan, Hiroshima masih terbungkus asap dan api.
Rabu, 8 Agustus 1945
Ir. Sukarno, Drs. Muhammad Hatta dan Dr. Radjiman Widyodiningrat, memenuhi undangan Marsekal Terauchi di Saigon Vietnam. Perjalanan ketiga tokoh tersebut sangat berbahaya. Dalam pertemuan itu, Terauchi-san mengatakan bahwa pemerintah Jepang telah kalah perang dan memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Perjalanan Bung Karno ini dapat dibaca di artikel ini.
Kamis, 9 Agustus 1945
Bom atom kedua dijatuhkan di atas Jepang, kali ini menghancurluluhkan Nagasaki. Pusat pabrik kapal di P. Kyushu ini tertutup sama sekali oleh awan asap dan debu berbentuk jamur setinggi 5 mil. Tujuh puluh ribu orang tewas dan lebih banyak lagi meninggal setiap hari.
Untuk membuat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, dikerahkan 100.000 pekerja, dibangun kota baru dan pabrik-pabrik di tanah yang luas. Ironisnya, sedikit yang tahu apa sebetulnya “Proyek Manhattan” yang membuat repot mereka itu. Dikomandoi oleh direkturnya, Mayjen Leskie L. Groves, proyek ini menghabiskan biaya US$ 2 miliar. Pusat proyek ada di kota baru Los Alamos, padang gurun New Mexico.
Di sanalah tim ilmuwan pimpinan Dr. Robert Oppenheimer dari University of California meriset, mendesain, dan akhirnya membangun bom atom. Bahan-bahan untuk bom diproduksi oleh dua pabrik raksasa di Oak Ridge, Tenessee dan Hanford, Washington.
Bom ciptaaan bersama para ilmuwan Inggris dan AS itu disebut-sebut sebagai temuan ilmiah “terbesar dalam sejarah”. Berkat kedua bom itu PD II diakhiri, setelah memakan korban 55 juta jiwa manusia.
Selasa, 14 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat yang ditandai dengan upacara singkat di atas kapal USS Missouri. Wakil pemerintah Jepang membacakan surat pernyataan Kaisar Jepang yang mengaku kemenangan Amerika dan kekuasaan pasukan AS di bawah Jenderal Douglas MacArthur atas Jepang.
Di Tokyo massa berkumpul di depan istana Kaisar. Sambil menangis mereka tiarap di depan Kaisar. “Ampunilah kami, ya Kaisar,” ujar mereka. Radio Tokyo menyiarkan, “Kami terharu akan tak terbatasnya kebaikan hati yang mulia.” Kemudian siaran terhenti.
Sementara di London, sirine kapal dan peluit kereta api dibunyikan terus-menerus. Kembang api dinyalakan di atas sungai Thames. Menjelang subuh suasananya sudah amat meriah. Prajurit AS dengan topi karnaval berbaris spontan sambil membawa benderanya. Pemerintah menyatakan dua hari libur.
Sementara itu di Indonesia – negara yang tengah dijajah oleh Jepang – timbul gerakan rakyat. Mereka mengambil alih markas tentara Jepang dan mengambil semua senjata tanpa ada perlawanan dari tentara Jepang.
Rabu, 15 Agustus 1945
Para pemuda pejuang mengadakan perundingan di Pegangsaan Timur Jakarta, di mana keputusan pertemuan itu adalah agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan dari segala hubungan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan tersebut ditolak oleh Bung Karno sebab ia merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Para pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tidak melalui PPKI yang dianggap sebagai institusi buatan Jepang. Mereka kuatir apabila kemerdekaan tersebut seolah-olah hadiah dari Jepang, padahal sebetulnya hasil dari perjuangan bangsa Indonesia.
Kamis, 16 Agustus 1945
Sekitar pukul 04.00 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok Karawang oleh sekelompok pemuda pejuang. Di sana mereka mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Jumat, 17 Agustus 1945
Sukarno-Hatta, atas nama Bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
[disarikan dari berbagai sumber referensi]