Jelas sekali kalau artikel ini terinspirasi dari postingan Pak Mars yang berjudul Ada Menu Dalam Undangan. Nggak bisa dipungkiri, setiap membaca tulisan beliau selalu ada yang anti-biasa dan setidaknya, membuat kita tersenyum.
Saya hendak menceritakan keunikan kartu undangan (perkawinan dan sunatan) di wilayah saya tinggal atawa bekerja, bukan mengenai model dan bentuk kartu undangan, karena model dan bentuk kartu undangan sekarang mah bagus-bagus tea. Ini perkara isi undangannya.
Di mana uniknya?
Di bagian dalam sering disebutkan siapa PARA PEMANGKU HAJAT-nya. Di sana akan dituliskan nama-nama yang dianggap tokoh penting oleh si empunya hajat, misalnya orang tua, uwak, paman bahkan pak lurah. Di sini biasa kok misalnya seorang paman/bibi membiayai hajatan keponakannya.
Lalu di bawahnya ditulis HIBURAN. Nekjika waktu hajatnya 3 hari 2 malam, bentuk hiburannya (biasanya) diawali dengan pengajian oleh mubaligh terkenal, hari berikutnya bisa berupa organ tunggal yang disusul dengan dangdut tarling, wayang golek, atawa jaipong. Tentu saja akan disebutkan nama-nama artis dan dalangnya.
Di bagian paling bawah ditulis TURUT MENGUNDANG. Bagian ini sering membuat saya tersenyum, karena nama-nama yang turut mengundang jumlahnya buanyak sekali, bahkan sering dijumpai menghabiskan satu halaman penuh. Urut-urutan nama yang TURUT MENGUNDANG disusun dari jabatan yang paling penting dan yang paling bawah ditulis PARA SIMPATISAN.
Saya kutipkan salah satunya. TURUT MENGUNDANG: (1) Bapak Camat, (2) Bapak Sekcam, (3) Bapak Kapolsek, (4) Bapak Danramil, (5) Bapak Kades A, (6) Bapak Kades B, (7) Bapak Sekdes A, (8) Bapak Fulan Bos Limbah PT X, (9) Bapak Fulin Bos Pasir, (10) Bapak Fulon Babinkantibmas, (11) Bapak Fulen Babinsa A, (12) Bapak Fulun, mantan anggota Dewan, (13) Bapak Filin, Ketua Karangtaruna, (14) Bapak Ful bin Fulan, operator porklip PT Z, (15) Mat Goler Tokoh Pemuda, (16) Para Simpatisan.
O iya, waktu yang ditentukan pun sangat fleksibel karena di undangan akan ditulis, misalnya: jam 10.00 sampai dengan selesai.
Seandainya suatu ketika nama saya ‘dicatut’ di dalam daftar TURUT MENGUNDANG, dan Anda mendapatkan undangan dari si empunya hajat, silakan pilih di hari ke berapa mau mendatangi undangan tersebut. Datang di hari pertama tentu saja akan ikut pengajian, selain mengisi perut dengan makanan juga mengisi hati dengan ilmu agama. Datang di hari kedua atawa ketiga, jangan lupa membawa segepok uang karena bisa-bisa nama Anda dipanggil oleh mBak Sinden untuk naik ke atas panggung, diajak berjoget sambil nyawer.