40 kambing dan satunya anjing

Di suatu  peternakan nan asri, tinggal seorang lelaki tua bersama seekor anjing yang sangat setia kepadanya. Anjing tersebut sering berperilaku seperti manusia pada umumnya, misalnya ia bisa menyediakan kopi-susu bagi tuannya atau bahkan menemaninya ngobrol di siang hari kala ia sedang tidak terlalu sibuk bekerja.

Tugas utama anjing pintar itu sebetulnya menjaga 40 kambing milik Pak Tua tersebut. Berbekal peluit dan catatan berisi daftar nama kambing (ya, ke-40-nya mempunyai nama masing-masing), pagi-pagi sekali ia akan membuka kandang, meniupkan peluit dengan lantang, lalu ia mengabsen para kambing yang secara tertib keluar dari kandang. Nanti di sore hari, ia akan kembali mengabsen para kambing dan memastikan mereka semua masuk ke dalam kandang.

Di area peternakan tersebut, Pak Tua juga memelihara tiga ekor babi, seekor banteng, sepasang ayam dan kadang-kadang datang juga seekor kucing yang masuk rumahnya sekedar mencari sisa makanan.

***

Pada suatu hari, Pak Tua pergi ke kota dengan mengendarai mobil bututnya. Para kambing bersorak gembira, sebab mereka bisa bebas bermain sesuka hati. Permainan yang mereka pilih adalah bermain bola. Seperti halnya manusia, mereka membagi menjadi 2 tim, masing-masing sebelas kambing. Mereka yang tidak ikut bermain bola menjadi tim hore di sisi tepi lapangan. Permainan yang sangat seru.

Tanpa mereka sengaja, bola mengenai jendela dan memecahkan kacanya. Bola masuk ke dalam rumah, mengenai si kucing yang sedang tiduran di atas sofa. Si kucing pingsan. Bola memantul ke sana kemari dan masuk ke dapur.

Salah satu kambing berlari menuju rumah. Ia menabrak perabotan yang ada di dalam rumah. Tentu saja,  membikin berantakan. Ia terus mencari bola. Ketika ia sampai di dapur, ia melihat aneka makanan di atas meja. Ia lupa mencari bola, asyik mengudap makanan.

Para kambing yang berada di lapangan tak sabar menunggu datangnya bola, satu persatu mereka memasuki rumah untuk ikut mencari bola. Tentu saja,  membikin rumah makin berantakan.

***

Si anjing pintar terbangun dari tidur siangnya. Betapa terkejutnya ia setelah menyadari rumah tuannya berantakan. Ia berlari ke arah dapur. Ia melihat banyak kambing di sana, mereka sedang mengudap makanan. Bahkan ada kambing yang berhasil membuka kulkas dan mengeluarkan semua makanan dari dalamnya. Para kambing berpesta pora.

Teriakan larangan dari anjing pintar tidak ada yang menghiraukannya. Ia segera ingat untuk meniup peluit dengan lantang. Ajaib, para kambing berhenti dari pesta poranya, lalu secara tertib keluar dari rumah.

Si anjing pintar segera melakukan investigasi kepada para kambing. Tidak ada yang mau bertanggung jawab atas terjadinya kegaduhan siang itu. Tiga babi yang menyaksikan peristiwa itu tak dapat menahan tertawanya, kemudian meledek si anjing pintar yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya.

Dari kejauhan terdengar suara mobil butut Pak Tua yang sebentar lagi memasuki area peternakan. Si anjing kebingungan, tiga babi bertepuk tangan dan para kambing bertindak masa bodoh seolah tak terjadi apa-apa.

Pak Tua keluar dari mobil bututnya sambil bersiul lalu masuk ke rumahnya. Si anjing dan tiga babi tegang menunggu reaksi Pak Tua yang berada di dalam rumah.

Tak sampai semenit, terdengar kucing mengeong sangat kerasnya. Pak Tua memukul pantat kucing yang telah dituduhnya membuat rumah berantakan. Si kucing terus mengaduh sambil berlari ke arah halaman rumah.