Warsito, Penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2009

Ini kali ketiga saya menulis tentang DR. Warsito, M.Eng – teman sekelas saya waktu di SMA Negeri 1 Karanganyar dulu. Tulisan pertama berjudul Warsito yang bersahaja itu, dan dari artikel inilah saya berkomunikasi kembali dengannya setelah 21 tahun tidak bertemu. Akhirnya ia ikut aktif di milis Kumpule Cah Karanganyar (KCK). Tulisan kedua berjudul Jika Seorang Teman Jadi Caleg, dengan bahan utama dari obrolan di milis KCK. Teman-teman pada tidak setuju ia jadi Caleg DPR RI karena ada kekuatiran teman yang jenius ini tercemar kebobrokan mental anggota legislatif dan alhamdulillah ia gagal masuk Senayan.

Sejak sore masuk SMS dan e-mail dan di milis berita mengenai pemberian Penghargaan Achmad Bakrie 2009 kepada 5 (lima) anak bangsa yang berprestasi di bidangnya, salah satunya DR. Warsito, M. Eng. Acara ini disiarkan langsung oleh ANTEVE tanggal 14 Agustus 2009 pukul 20.00 WIB. Dan saya pun duduk manis di depan TV menyaksikan Warsito yang menerima penghargaan itu.

Freedom Institute bekerja sama dengan Bakrie Untuk Negeri kembali memberikan penghargaan Achmad Bakrie 2009 kepada 5 anak bangsa yang berprestasi di bidangnya. Kelima bidang tersebut meliputi pemikiran sosial, kesusastraan, kedokteran, sains, dan teknologi.

DR. Warsito, M.Eng, menemukan dan terus mengembangkan electrical capacitance volume tomography (ECVT) yakni suatu teknologi tomografi volimetrik berdimensi empat. Dengan terobosan besar ini, ruang dalam mesin dan manusia serta berbagai dinamik yang bekerja di dalamnya bisa tergelar jelas dengan citraan tiga dimensi dan seketika. ECVT juga dapat merekam obyek-obyek bergerak yang berada di dalam talang tertutup, apa pun bentuk dan geometrinya. Pencitraan volumetrik dinamis ini menggunakan prinsip medan listrik statis yang terukur. Temuan Warsito diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, termasuk nanoteknologi dan kedokteran. ECVT  sudah dipatenkan dan sudah digunakan NASA (lembaga antariksa AS). Bahkan analisa di beberapa media dalam dan luar negeri, Warsito berpotensi mendapatkan hadiah Nobel.

Saya yang menjadi teman sekelasnya di SMA bangga bukan main. Warsito adalah salah satu dari “ 50 Tokoh” Revolusi Kaum Muda (Gatra, Edisi Khusus 2003), “10 yang Mengubah Indonesia” versi majalah Tempo (Edisi Khusus Akhir Tahun 2006) dan juga terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” versi Majalah Gatra (Mei, 2008). Hebat kan?

Di bidang keorganisasian, Warsito adalah salah satu pendiri dan ketua umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI). Selama menjabat sebagai ketua umum MITI sejak tahun 2005, Warsito telah membangun jaringan MITI di seluruh Indonesia dan luar negeri terutama MITI-Mahasiswa di kurang lebih 50 kampus di 26 Propinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia, serta membantu pengembangan SDM mahasiswa Indonesia melalui program pengiriman mahasiswa Indonesia untuk belajar ke luar negeri. Tahun 2007 MITI bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Riyadh berhasil mengirim mahasiswa untuk program belajar S2 dan S3 sebanyak 51 orang atas beasiswa dari pemerintah Saudi Arabia. Saat ini MITI juga sedang membangun kelompok-kelompok belajar dan riset bagi pelajar dan mahasiswa di seluruh pelosok tanah air untuk membudayakan riset ilmiah dan mendorong segera terwujudnya universitas riset di universitas-universitas seluruh Indonesia.

Selamat ya War.