Sempat di 154/92

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah. (Dikutip dari http://alodokter/hipertensi)

Kosakata hipertensi tiba-tiba menjadi perhatian saya. Sungguh, saya tak pernah mengukur tekanan darah kecuali pada saat periksa dokter misalnya saat terkena flu atau batuk berat. Kalau pun diukur tekanan darah saya masuk kategori normal, sekira 120/80 mmHg.

Arkian, pada suatu pagi dua minggu lalu bagian bawah mata kanan saya gatal sekali dan saya mencoba untuk menahan diri tidak menggaruknya. Gatalnya berasa aneh, dan semakin siang sekitar mata seperti memar: bengkak, kemerahan dan tentu saja, gatal sekali.

Karena tidak tahan, saya pergi ke dokter spesialis kulit dan didiagnosa terkena serangan tomcat. Ketika diperiksa tekanan darah, saya terkejut saat perawat mengatakan tekanan darah saya 160/95 mmHg. Karena saya tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, pengukuran diulang dan hasilnya sama.

Obat yang diberikan dokter tidak mengubah kondisi sakit saya, bahkan saya rasakan sakitnya makin parah.

Esoknya, saya pindah dokter. Lagi-lagi saya terpana melihat ukuran tekanan darah saya. Karena menggunakan alat digital, maka angka yang muncul bisa saya baca dengan jelas: 154/92 mmHq. Diagnosa dokter kali ini berbeda. Karena kondisi badan saya tengah drop, maka penyakit kulit yang disebabkan virus semacam ini gampang menyerang saya.

Kata dokter, tingginya tekanan darah yang saya alami bisa jadi disebabkan karena stres, meskipun saya merasakan biasa-biasa saja, toh tekanan pekerjaan sehari-hari paling-paling ya seperti itu. Selain memberikan empat macam obat dengan dosis tinggi, ia menyarankan saya supaya istirahat.

Darah tinggi sempat menghantui fikiran saya, meskipun saya berusaha menepisnya alih-alih tak menjadi beban fikiran. Upaya yang saya lakukan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, tidak minum kopi dan saban hari minum jus belimbing. Selain itu, saya juga mengikuti nasihat Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu lirik lagu Stress: obatnya iman dan taqwa, serta mensyukuri apa adanya. Pasti tak akan stress!

Obat yang diberikan dokter cespleng betul. Nasihat Bang Haji juga sangat jitu. Lima hari kemudian, saya sembuh dari serangan virus. Dua hari sekali saya mengukur tekanan darah, dan diketahui ada tren semakin mendekati normal.

Alhamdulillah.