Sarkem

Keberadaan pasar diawali ketika peradaban manusia mengenal jual-beli, meskipun saat itu masih berupa transaksi barter. Jaman dulu, nama pasar didasarkan pada nama hari atau pasaran : Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Kamis, Pasar Jumat, Pasar Setu (Sabtu) dan Pasar Minggu. Ada yang pernah dengar, di mana ada Pasar Selasa? Selain dari nama-nama hari tersebut, ada Pasar Pon, Pasar Wage, Pasar Kliwon, Pasar Legi dan Pasar Pahing. Kelima pasar ini bisa ditemui di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

Nama pasar pun berkembang, ada yang berdasarkan nama kota/desa di mana pasar tersebut berada. Kemudian ada istilah Pasar Baru, yang dibangun belakangan dari pada pasar sebelumnya yang telah ada.

Pasar yang khusus menjual barang-barang tertentu, namanya juga dilekatkan pada Pasar tersebut, contohnya Pasar Klithikan yaitu pasar yang menjual barang-barang rongsokan/lama/jadul/kuno. Pasar sepeda, tempat jual beli aneka sepeda. Pasar hewan, untuk jual beli hewan (sapi, kerbau, ayam, kambing, itik, dan lain-lain). Pasar burung menjual berbagai macam burung. Untuk pasar jenis ini Anda bisa menyebutkan yang lain?

Pasar yang ramai atau bukanya hanya pagi hari biasa disebut Pasar Pagi, atau kalau ramainya malam hari dan banyak hiburannya disebut Pasar Malam. Kalau keberadaanya tidak setiap saat ada dan para pedagangnya asal menggelar dagangannya dinamakan Pasar Kaget. Tempat berjualan yang salah satunya bertujuan mengadakan bakti sosial menggunakan nama Pasar Murah.

Jika ditilik dari kedudukannya, dibedakan antara Pasar Atas dan Pasar Bawah. Bisa juga dibedakan dari keadaannya baik fasilitas maupun kondisinya, yaitu Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Kalau ingin barang elektronik murah, beli saja di Pasar Gelap, jangan di Pasar Saham.

Di Jogja ada nama jalan yang sangat terkenal, menggunakan kata Pasar, namanya Pasar Kembang. Lebih kondang dengan sebutan Sarkem.

Apakah Anda pernah ke sana atau setidaknya pernah lewat Jl. Pasar Kembang ketika akan/dari Malioboro?