Sambutan Presiden Direktur Kita …

Aula perusahaan sudah dipenuhi oleh karyawan dan keluarganya. Hari ini ulang tahun perusahaan yang ke 10. Salah satu bentuk penghargaan kepada para karyawan saya, acara sengaja saya buat sangat special dalam peringatan usia satu dasa warsa ini. Setelah acara pembukaan oleh pembawa acara dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia.

“Sambutan selanjutnya oleh Presiden Direktur kita”, kata pembawa acara sambil mempersilahkan saya maju ke atas panggung. Tepuk tangan hadirin membahana mengiringi langkah kaki saya.

Ketika tepukan tangan sudah reda, saya sapukan pandangan ke seluruh ruangan. Hening. Ada rasa haru dan bangga di hati saya, karena semua karyawan saya yang jumlahnya mendekati angka 500 hadir di ruangan ini, bersama keluarganya masing-masing.

“Assalamuaikum …..” saya memulai sambutan saya dengan salam dan dilanjutkan ucapan syukur kepada Gusti Allah atas beberapa kenikmatan yang kami terima.

“Karyawan sekalian, kita patut bersyukur atas perjalanan perusahaan sepuluh tahun ini, yang semakin tahun semakin maju. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras dan kontribusi kalian yang sangat bagus dalam team work perusahaan ini. Dengan rendah hati, saya atas nama direksi mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Ke depan perusahaan ini harus semakin berkembang dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

Komitmen dari top management sampai tingkatan terendah, harus tetap terjaga. Satu orang atau bagian tidak boleh mengganggap dirinya yang paling berjasa di perusahaan ini, semua saling berkaitan dan membutuhkan. Seorang manager tanpa dilayani office boy, dia tidak akan bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Demikian pula dengan office boy, tanpa pengaturan dari general affairs maka akan berantakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Pertahankan lingkungan kerja yang penuh suasana keramahtamahan yang telah terbina dengan baik di perusahaan ini sehingga menyenangkan semua pihak. Khusus kepada para manager dan kepala seksi, tolong saya titip : ajak ngobrol karyawan atau kolega kalian tentang keluarganya, hobi yang mereka tekuni, acara akhir pekan atau acara-acara khusus yang mereka hadiri. Sikap sederhana seperti ini membuat orang merasa dihargai dan dipedulikan.

Ucapan terima kasih, lebih khusus lagi saya ucapkan kepada para istri atau para suami karyawan, juga kepada para anak-anak karyawan saya yang saat ini ikut hadir dalam acara ini, tanpa dukungan dan doa kalian mereka tidak akan tenang dan bekerja dengan baik di perusahaan ini”. Suara tepuk tangan menenggelamkan suara saya, sehingga terpaksa saya ulang kalimat terakhir saya.

“Untuk itulah, saya menyediakan satu bingkisan khusus untuk keluarga karyawan. Apa itu? Nanti akan dibagikan panitia saat acara ini selesai…”

Kembali terdengar tepuk tangan riuh rendah, bahkan semua undangan melakukan standing applaus. Satu per satu mereka berlari ke arah panggung untuk mengajak bersalaman. Semakin banyak yang naik ke panggung, meringsek, saling sikut, semua ingin jadi yang pertama. Panggung mulai bergoyang…. dan ….

Gubraaaaaaaakkkkzzz!!! Saya terjatuh dari tempat tidur. Kepala saya benjol, sakitnya bukan main. Saya baru saja tersadar dari mimpi di hari Minggu Legi.