Qulhu ae lik!

Shalat taraweh di mesjid kompleks perumahan saya jumlah rakaatnya ada 20. Nanti, setelah selesai 8 rakaat, separoh jamaah akan undur diri pulang ke rumah masing-masing, termasuk saya. Sebetulnya, jika ingin ikutan sampai rakaat ke-20 pun nggak bakalan capek, soalnya shalat yang dilakukan cukup cepat sebab surat yang dibaca termasuk surat pendek-pendek saja. Tahu-tahu sudah salam. Sebelum jam 8, shalat taraweh kelar (padahal sebelumnya sudah didahului dengan kultum).

Saya ingat di waktu kecil dulu ketika shalat taraweh di mesjid kota. Kalau yang jadi imam itu mBah Salim, kami anak-anak suka menggerutu soalnya bakalan lama. Ukuran lama bukan karena surat yang dibaca panjang-panjang tetapi bacaan mBah Salim sangat tartil, pelan, dan sebetulnya suaranya sangat merdu. Namanya juga anak-anak, yang penting shalatnya cepat selesai.

Panjenengane KH Anwar Zahid dalam satu sesi ceramahnya bercerita seperti ini. Suatu ketika panjenengane menjadi makmum shalat tarawih. Kenapa tidak jadi imam, sebab panjenengane sedang kurang enak badan dan mempersilakan orang yang biasa menjadi imam di mesjid tersebut. Pada waktu imam mengangkat tangan memulai shalat, dari ucapan “Allahu akbar”-nya panjenengane sudah menduga pelaksanaan shalat tarawihnya bakalan lama. Dan benar saja. Apalagi setelah al Fatihah, sang imam membaca penggalan surat panjang. Sang imam mengucapkan “wamma…” lalu… “wamma…” sekali lagi… “wamma…” setelah itu diam. Rupanya sang imam lupa kelanjutan kata “wamma” tersebut. Panjenengane yang seorang hafiz pun bingung, “wamma” mana yang akan dibaca sang imam, wong kata “wamma” di al Qur’an itu banyak betul. Makmum mulai gelisah, bahkan ada dua makmum yang saling bercakap ngrasani imam. Ada seorang bocah yang shalat di bagian shaf belakang berteriak lantang: qulhu ae lik…! *) 

Suasana tarawih seperti yang diimami oleh mBah Salim tersebut, tahun lalu pernah saya alami ketika saya shalat tarawih 8 rakaat di  mesjid yang cukup jauh dari rumah. Surat yang dibaca tidak pendek, namun juga tidak terlalu panjang. Nikmat untuk shalat.

*) Qulhu ae lik terjemahannya qulhu saja paman. Rupanya si bocah minta pada imam membaca qulhu saja yang cepat dan ringkas. Video ceramah KH Anwar Zahid mengenai topik ini bisa di lihat di sini.