Pada Suatu Ketika di Toilet Pria

Saya sering mengamati tingkah polah pria saat di toilet/rest room, termasuk perilaku saya yang secara sadar atau tidak saya lakukan. Pengamatan di semua toilet, baik di toilet jorok terminal/stasiun, di gedung perkantoran, di mall bahkan di hotel berbintang. Lucu dan kocak.

Posisi saat kencing. Cara membuka celana berbagai macam cara. Ada yang melipat celana dulu, untuk menghindari kecipratan air kencing (kadang kala cara ini sia-sia belaka untuk model urinoir tertentu). Ada yang cuma membuka resleting celananya saja, lalu ‘currrr… ‘ dilakukan sambil ‘lepas stang’. Ini yang heboh, karena memakai celana dalamnya dobel, selain CD ia juga memakai celana pendek, terpaksa membuka celana panjangnya agak melorot. Selain itu, yang bikin mangkel ketika resleting macet, sementara rasa ingin kencingnya tak tertahankan lagi.

Pada saat prosesi buang hajat kecil. Perilakunya juga macam-macam. Ada yang sambil bersiul, ada yang bernyanyi kecil, ada yang ngobrol dengan teman sebelahnya, ada yang ‘mendesah’ karena lega terlepas dari ‘beban’ menahan kencing  terlalu lama atau ada yang meringis kesakitan karena tersumbat batu ginjal.

Akhir hajat. Ketika menyelesaikan hajatnya, masih ada beberapa tingkah lucu. Ada yang ‘dehem’ untuk mengeluarkan sisa air kencing sebelum dibasuh. Ada yang mengoyang-goyangkan ‘anunya’, apalagi kalau bukan untuk ‘memeras’ sisa kencing. Lalu, bagaimana cara membasuh? Urinoir yang sudah didesain dengan kran pembilas bisa dimanfaatkan untuk membasuh ‘anunya’ (selanjutnya saya menggunakan kata membasuhnya).  Kalau tidak ada bagaimana? Ini biasanya di toilet terminal/stasiun/masjid telah disediakan gayung/botol bekas air mineral, fungsinya untuk membilas dan membasuh. Di gedung perkantoran/hotel berbintang tak jarang urinoirnya otomatis. Tentunya disediakan tisu khusus untuk membasuh. Tapi ada juga yang menganggap kurang afdol jika belum dibasuh dengan air, maka kejadian lucu yang akan kita temukan.

Karena otomatisnya tadi, maka sensor akan bekerja (membilas urinoir) jika ada benda yang ‘menghalangi’ sensor. Ketika hajat selesai, dan pemakai urinoir tadi pergi, sensor akan bekerja kembali. Kan belum sempat membasuhnya? Di sini letak kelucuannya. Pemakai urionir akan menggeserkan sedikit tubuhnya untuk memberi kesempatan sensor bekerja, kemudian ia buru-buru memanfaatkan air yang mengalir itu untuk membasuhnya. Sebetulnya, di bawah kotak sensor otomatis itu ada tombol manual untuk mengeluarkan air pembilas, tetapi pemakai jarang mengetahuinya.   

Ada tingkah yang lebih ekstrem. Karena air di urinoir macet, ia berjalan ke arah kran washtafel untuk membasuhnya, tentu saja pada saat berjalan ke arah washtafel ‘anunya’ itu dalam posisi terkewer-kewer.

Tips saya, sebelum menunaikan hajat lakukan survai kecil-kecilan, apakah toilet/rest room tersedia air/tisu untuk membasuhnya, apakah manual/otomatis, dan sebagainya. Itu pun kalau Anda masih sempat, kalau sudah kebelet manalah saya paham…  Tetapi untuk persiapan lebih baik membawa tisu sendiri, atau kalau lebih asoi menggunakan air bawa saja dari luar.