Nyaris!

Dalam satu undian, jika misalnya kita memegang angka 23 sementara yang keluar angka 22 atawa 24, kita merasa sudah dekat sekali peruntungan kita. Bahkan jika yang keluar angka kebalikannya 32 atawa mistikannya, 58.

Tetapi ada juga kejadian seperti ini. Kita sudah punya tiket kereta api tetapi kita terlambat sampai di stasiun sehingga ketinggalan kereta. Ternyata, kereta yang seharusnya kita tumpangi itu kecelakaan di suatu tempat. Keterlambatan yang menyelamatkan, bukan? Atawa kita kejatuhan pup burung yang sedang terbang di atas kita. Siapa yang akan menyangka dan mengira, bukan?

Peruntungan dan pengapesan seseorang tidak bisa dihitung dengan cara matematika.

Beberapa jam yang lalu, dalam perjalanan dari Solo ke Karawang saya dan keluarga mendapatkan peristiwa seperti ilustrasi di atas. Setelah berhenti sarapan soto di depan pasar Boyolali saya melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Di perempatan Terminal Tingkir (wilayah perbatasan Boyolali – Salatiga) lampu merah, saya berhenti di belakang mobil sedan Dinas Perhubungan. Setelah lampu hijau, saya melaju di belakang mobil tersebut dengan kecepatan 30 km/jam. Cukup pelan, karena jalan hanya satu lajur dan cukup padat.

Di ruas Jalan Raya Soekarno-Hatta Salatiga.

Kecepatan Kyai SX4 saya kurangi karena di depan nampak bus naik-turunkan penumpang beriringan dengan motor, lalu di belakangnya mobil Dinas Perhubungan, sepeda motor, baru Kyai SX4. Dan terjadilah peristiwa berikut.

Dari arah berlawanan (dari arah Semarang – Solo) terlihat mobil Panther biru mendahului kendaraan di depannya dengan kecepatan tinggi dan melewati marka jalan. Rupanya, pengemudi Panther kurang memperhitungkan situasi, karena pada saat keluar marka jalan jarak bus dan motor terlalu dekat. Panther biru menghantam motor lalu menabrak bus.

Pengemudi Panther tidak mampu mengendalikan kemudi, selanjutnya menghantam mobil sedan Toyota Corola milik Dinas Perhubungan. Dar!!! Belum cukup, mobil melaju tanpa kendali menubruk motor yang melaju di depan saya dan menyeret motor itu menabrak trotoar. Brak!!! Panther berhenti.

Saya dan keluarga dari dalam kabin Kyai SX4 menyaksikan peristiwa itu. Kaki saya dhengkelen, gemetar hebat. Dalam beberapa detik saya hentikan Kyai SX4. Pikiran dan perasaan secepatnya saya normalkan. Lalu saya arahkan kemudi ke kanan, lalu pelan-pelan melewati kendaraan-kendaraan yang kecelakaan tersebut.

Saya beristighfar dan mengucapkan syukur terhindar dari kecelakaan karambol tersebut.