Mogok!

Min, mana suaramu?

Setidaknya ada belasan kawasan industri wilayah Jabodetabek hari ini lumpuh, akibat aksi mogok nasional yang dilakukan oleh serikat pekerja/serikat buruh. Sampai tulisan ini saya posting aksi masih berlangsung. Saya memonitor sejak pagi, berkoordinasi dengan manajemen pabrik-pabrik yang ada supaya aksi berjalan damai sesuai harapan kami pada saat rapat koordinasi dua hari yang lalu.

Tuntutan utama para buruh adalah hapus out-sourcing dan tolak upah murah yang kondang disingkat sebagai HOSTUM. Tuntutan lain adalah jalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat pada 1 Januari 2014.

Foto di samping ini, saya ambil ketika mereka konvoi berkeliling kawasan industri.

Di tengah hiruk-pikuk aksi demo, saya kedatangan utusan kanjeng adipati yang membawa serta lima orang staf Katemenggungan Prakaryan, yang saya kira ingin bertemu dengan para demonstran dan menjawab tuntutan buruh, ternyata cuma mencari data seputar aksi demo. Berapa buruh yang ikut demo? Apa nama serikat pekerja/serikat buruhnya? Apakah pabrik tetap operasi atawa berhenti?

“Kami akan melaporkan kepada Kanjeng Tumenggung,” katanya kalem.

Gubrak!

“Bapak dan ibu yang terhormat. Sampeyan-sampeyan bisa menyaksikan sendiri bukan? Lihatlah bendera-bendera yang dikibarkan. Silakan dicatat dari serikat mana mereka berasal. Mengenai jumlah buruh yang demo, sampeyan juga silakan menghitung sendiri. Monggo, silakan putar-putar kawasan untuk memonitor pabrik mana yang tutup, mana yang tetap beroperasi!” jawab saya ketus sangat.

Maaf kisanak, sampeyan datang pada waktu dan saat yang kurang tepat. Sebulan belakangan sampeyan ke mana saja? Kami sudah minta bantuan prajurit dan bhayangkari negeri untuk pengamanan dari aksi-aksi anarkis yang mungkin terjadi akibat provokator yang menyusup di antara aksi para buruh kami.