Maaf, mendadak saleh

Maaf, bukannya saya mau menggurui atawa memrotes atawa apa, maaf, bukan. Anda masih ingat Mpok Minah di sinetron Bajaj Bajuri kan? Mpok Minah dalam berkata-kata selalu menyelipkan kata maaf. Dalam bercakap dengan lawan bicaranya, Mpok Minah bisa puluhan kali melontarkan kata maaf. Lalu, yang diucapkan itu tulus atawa sekedar basa-basi belaka?

Kata maaf dan terima kasih di jaman sekarang ini harganya semakin mahal saja. Kata maaf akan terucap dari seseorang yang merasa bersalah atawa telah melakukan kesalahan. Selain soal mahalnya tadi, juga gengsi seseorang untuk memulai minta maaf atawa mengucapkan terima kasih. 

~0Oo~

Masih perkara permohonan maaf, terutama urusan maaf lahir dan batin. Biasanya saya lakukan selepas shalat ied. Pada yang lebih sepuh, ritual permintaan maaf (plus mohon doa restu) dilakukan dengan cara sungkem. Ini perkara nggak main-main: perasaan terasa teraduk-aduk bahkan pakai acara tangis-tangisan. Dalam rentang waktu setahun antara lebaran ke lebaran, tidak ada permohonan maaf yang terucap. Seolah-olah, kesalahan dikumpulkan, lalu dimohonmaafkan ketika lebaran tiba.

Semenjak mengenal henpon, dalam setahun setidaknya saya mendapatkan SMS dari kawan yang berisi permohonan maaf lahir dan batin sebanyak 4 (empat) kali, yakni pada saat hari raya idul fitri, lalu yang 3 (tiga) berikutnya saya masih bertanya-tanya apakah ini sebuah budaya baru atawa trend yaitu sehari-dua menjelang ramadhan (oke, barangkali sebelum puasa sebulan kita kudu bersih dari rasa salah terhadap orang lain), pada hari raya idul adha dan pada saat nisfu Sya’ban (pertengahan bulan ke-8 kalender hijriyah).

Gema takbir telah berkumandang. Sebulan sudah kita menjalankan puasa. Kami sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin”

Ya Allah, muliakan dan sayangilah saudaraku ini, bahagiakan keluarganya, berkahi rizkinya, kuatkan imannya. Berikanlah kenikmatan ibadah puasanya. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1432 H, mohon maaf lahir batin. (Fulan & fam)

Sebentar lagi malam nisfu Sya’ban (tutup buku amal), maka sebelum ditutup dengan segala kerendahan hati kami sekeluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Raih kemenangan besar di bulan Dzulhijjah. Saya mengucapkan: Selamat Hari Raya Idul Adha, mohon maaf lahir batin.

~oOo~

Ya, sebentar lagi ramadhan tiba. Nanti di bulan ramadhan banyak orang mendadak saleh. Masjid-masjid menjadi makmur, di mana-mana berkumandang alunan Quran, tangan mudah memberikan sedekah, shalat sunnah diperbanyak dan masih banyak lagi. Tetapi, apakah dalam sebelas bulan kemudian setelah ramadhan habis masih tersisa kesalehan itu?

Puasa ramadhan untuk mendapatkan predikat orang yang bertaqwa. Untuk tujuan itu, kita perlu tahu ilmunya berpuasa, supaya puasa ramadhan nanti dapatnya tidak hanya lapar dan dahaga belaka. Mumpung masih punya waktu 2 atawa  3 hari ini, kita pelajari lagi ilmu berpuasa, agar kualitas puasa ramadhan tahun ini jauh lebih baik daripada tahun-tahun yang telah lalu.