Lagi, No Komen No Krai

No Komen No Krai adalah salah satu cabang  ngelmu kasampurnaning panguripan, ilmu kesempurnaan kehidupan. Ya, saya pun kalau ditanya apakah ilmu No Komen No Krai milik saya sudah pada tataran sempurna? Jawaban saya akan persis seperti yang dijawab oleh Orin: sepertinya saya masih belum bisa sampai ke sana.

Sudah menjadi watak dasar manusia, bahwa ia (manusia) suka menilai orang lain, bahkan yang lebih parah adalah suka mencela. Sifat dan watak kurang baik itu oleh Pak NH dinamakan usilability. Untunglah Gusti Allah cuma memberikan satu mulut kepada setiap orang. Sebenarnya, kita dituntut lebih banyak mendengar dari pada berkomentar. Untuk itulah sepasang telinga disematkan di kepala kita yang jumlahnya dua kali lipat dari pada jumlah mulut kita.

Ada satu artikel bagus yang saya temukan di postingan Bintang Timur yang berjudul Mengapa Kita Senang Menilai Orang Lain, ini sedikit kutipannya:

Buat sebagian orang, menilai orang lain adalah perbuatan yang menyenangkan dan menggairahkan. Bahkan bisa jadi bikin ketagihan.

Coba bayangkan, betapa seru dan asyiknya kita kalau sedang ‘berdiskusi’ tentang kekurangan atau masalah yang sedang dihadapi saudara, teman bahkan artis dan tokoh politik yang sebetulnya hanya kita kenal melalui layar kaca.

Apalagi kalau orang tersebut bukan orang yang kita sukai atau justru sangat kita benci.

Dari A sampai Z hanya keburukannya saja yang menarik buat dibahas. Sedangkan sisi positifnya, seperti menghilang entah kemana. Bahkan kita seolah lupa, bahwa manusia itu tidak diciptakan melulu dengan keburukan tapi juga punya banyak kebaikan.

Nah untuk menghindari penyakit suka menilai orang, rasanya kita perlu belajar ilmu No Komen No Krai dan menyempurnakan ajian tersebut. Cara menyempurnakan adalah dengan terus belajar mengendalikan diri untuk tidak mengomentari atawa usil pada urusan orang lain. Diam adalah lebih baik.

~oOo~

Sodara-sodara, saya sedang tidak bicara perkara menorehkan komen bermutu di suatu blog atawa menutup komen di blog Anda. Tapi pesan saya, nekjika nggak siap lahir batin, jangan sekali-sekali menutup (total) kolom komen blog Anda.

PS:
Salam untuk Orin dan Nique, yang telah ber-No Komen No Krai.