Kodok ngorek milik Pak Presiden

Lik Mujiman leyeh-leyeh sejenak setelah matun sawahnya yang tak begitu luas. Matun adalah salah satu kegiatan bertani yakni menyiangi/mencabut rumput yang tumbuh setelah beberapa minggu padi ditanam. Tujuan matun supaya rumput tersebut tidak mengambil nutrisi padi. Lik Mujiman tidak membuang rumput yang telah dicabutnya itu ke pematang sawah, melainkan membenamkan ke dalam lumpur sawahnya sebagai pupuk tambahan.

Rakiyo, keponakan Lik Mujiman yang sedang libur semesteran siang itu ikut membantu pamannya matun. Rakiyo menghampiri Lik Mujiman sambil membawa seekor kodok.

“Le, kamu apa mau ikut-ikutan hobinya Pak Presiden, miara kodok?”

“Asyik loh Lik, menikmati suara kodok sehabis hujan. Misalkan kodok ini jenisnya bullfrog akan saya kasihkan ke Pak Presiden.”

“Kodok apa kuwi? Bullfrog?

“Kemarin baca di media online katanya Pak Presiden lagi cari kodok bullfrog.”

Lah, kamu kan mahasiswa Biologi to Le, mbok dicarikan. Terus kodok yang kamu pegang itu jenis apa?”

“Nama latinnya, kalau ndak salah loh Lik, Fejervarya cancrivora. Jenis kodok yang sering ditemui di sawah-sawah.”

“Presiden kita yang satu ini kan penuh dengan bahasa simbol to, Le. Presiden kita sangat menikmati suara kodok, seperti katamu tadi. Kamu pernah dengar lagu dolanan Kodok Ngorek?

“Ya, pasti pernah dengar dan dulu waktu kecil saya suka menyanyikan bersama teman-teman sepermainan. Memang ada apa di balik kodok ngorek, Lik?”

“Kodok itu bahasa Jawa dari katak. Ia hidup di dua alam, yakni darat dan air. Orang sekolahan macam kamu menyebut sebagai hewan amphibi.”

Rakiyo nyengir tetapi ia berusaha mencerna kata-kata yang keluar dari mulut pamannya itu. Ia ingat syair lagu dolanan Kodok NgorekKodhok ngorek kodhok ngorek / ngorek pinggir kali / teyot teblung teyot teblung / teyot teyot teblung / Bocah pinter bocah pinter / mbesuk dadi dokter /bocah bodho bocah bodho / mbesuk kaya kebo.

“Air sebagai salah satu habitat kodok, dapat diartikan sebagai ilmu. Kenapa kodok sering dibilang memanggil hujan? Dan setelah hujan turun kodok pun bernyanyi. Hujan bisa dimaknai sebagai turunnya ilmu pengetahuan. Ilmu membuat orang menjadi pintar.”

“Bagaimana dengan makna darat, Lik?”

“Kodok juga hidup di darat, dimaknai sebagai bumi. Di bumi tersedia berbagai macam kebutuhan makhluk hidup yang tidak kunjung habis. Di bumi pula tersedia berbagai kenikmatan dan kemewahan. Bagi yang berilmu, tak akan silau atau terpeleset dalam kenikmatan tersebut.”

“Kalau ngorek itu apa, Lik?”

Ngorek itu kata kerja, dari kata korek, yang artinya membersihkan dengan cara mengorek atau menyapu karena saking banyak kotorannya. Ngorek dimaknai membersihkan semua yang merugikan kehidupan manusia.”

“Jadi, dengan simbol kodok ngorek Pak Presiden ingin menyampaikan pesan apa, Lik?”

“Dengan ilmunya, ia menyapu kejahatan, menyapu kebodohan dan menyapu kemiskinan.”

Diam-diam Rakiyo mengagumi pengetahuan pamannya, terutama dalam membaca sebuah simbol kehidupan. Ia ingin belajar banyak kepadanya.