Tangan-tangan Tuhan bergerak ke mana-mana, salah satunya merengkuh seorang anak lelaki bernama Juli. Bayangkan peristiwa sekitar lima tahun lalu, di sebuah kota kecil di lereng Gunung Lawu, terkenal sebagai kota Paling Tenteram se-Indonesia.
Pada waktu itu Juli kelas tiga SMA, ia termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya. Secara ekonomi, orang tuanya masuk kategori kurang mampu sementara mereka tak mau anak lelakinya itu putus sekolah hingga SMA saja. Untuk masuk ke PTN terbaik se-Indonesia, Juli memilih jalur bidik misi dan puji Tuhan Pemilik Seluruh Alam ia diterima masuk di salah satu Fak. di PTN terbaik se-Indonesia itu.
Juli bukannya gembira, ia malah bersedih sebab untuk daftar ulang tak ada biaya. Bukan untuk biaya yang dibayarkan ke PTN, tetapi biaya akomodasi untuk perjalanan menuju kota Paling Ngangeni se-Nusantara. Ia pasrah.
Batas akhir daftar ulang pun telah berlalu dua hari. Tangan Tuhan Nomer 1, terkejut mendengar kabar Juli. Segera saja ia menghubungi teman-temannya di kota Paling Ngangeni se-Nusantara untuk mencari informasi apakah Juli masih ada kesempatan daftar ulang.
Tangan Tuhan Nomer 1 bertemu Tangan Tuhan Nomer 2. Mereka berdua mempersiapkan keberangkatan Juli menuju kota Paling Ngangeni se-Nusantara. Sangat detil, bahkan untuk urusan sepatu Juli pun tak punya yang layak. Karena waktu sudah mepet, maka Tangan Tuhan Nomer 1 mencari pinjaman sepatu yang seukuran kaki Juli.
Tiket kereta telah dibeli, Juli tinggal naik saja. Juli bilang kepada Tangan Tuhan Nomer 2, kalau selama ini ia belum pernah bepergian jauh, apalagi naik kereta dan menuju kota Paling Ngangeni se-Nusantara. Dengan ucapan takzim bismillah, Juli dilepas oleh Tangan Tuhan Nomer 2, dan dikasih tahu kalau di kota Paling Ngangeni se-Nusantara ada Tangan Tuhan Nomer 3 yang akan membantunya.
Dari Tangan Tuhan Nomer 3, Juli dioper ke Tangan Tuhan Nomer 4 yang menjadi staf pengajar di PTN terbaik se-Indonesia. Daftar ulang untuk Juli masih bisa dilakukan. Gusti Allah ora sare, Jul.
Nanti, untuk urusan kos dan hidup selama kuliah di kota Paling Ngangeni se-Nusantara ada Tangan Tuhan Nomer 5, yang jumlahnya lebih dari dua. Juli hidup setengah nyantri, karena ia mendapatkan tempat tinggal bersama orang-orang yang selalu memuji kebesaran Tuhan. Selain beasiswa dari bidik misi, Juli mendapatkan beasiswa dari institusi yang lain.
Arkian, Juli pun menjadi salah satu mahasiswa di PTN terbaik se-Indonesia. Ia lulus tepat waktu dan ini yang membuat terharu semua Tangan Tuhan yang bergerak membantunya, ia lulus dengan predikat cumlaude! Pada Febuari 2016 lalu, ia menjadi salah satu wisudawan PTN terbaik se-Indonesia.