Dan aku cemburu, kekasihku

Terusan cerita Hari ini kamu cantik sekali dan aku suka

Diam-diam tanpa disadari oleh Lesmana dan Siti Sundari, kemesraan mereka  difoto oleh seseorang dengan ponsel pintarnya. Jepret!

Dalam hitungan detik, foto tersebut terunggah di WA lalu diberikan tag “Pasangan Paling Top Abad Ini” dan sekali klik dibagikan ke sebuah group WA. Satu persatu kontak dalam group membuka kiriman gambar.

Sebagian besar tanpa pikir panjang meneruskan gambar tadi ke group-group lainnya. Mirip jaringan multi level marketing.

Tuing!

Ponsel Abimanyu bersuara tanpa sebuah pesan masuk. Ponsel yang sedang dalam genggamannya itu ia sentuh layarnya. Tak perlu loading lama, maka terpampanglah foto Lesmana tengah tersenyum dan melirik ke arah Siti Sundari yang sedang memukul mesra lengan Lesmana.

Abimanyu terbakar cemburu menyaksikan foto tersebut. Ia lelaki yang melek teknologi sehingga dengan cepat dapat mendeteksi kalau foto tersebut asli, bukan editan.

Sundari mengkhianatiku? Secepat itukah ia berpaling ke Lesmana?

***

Dengan hati riang Kresna memencet tombol ponsel jadulnya untuk menghubungi Baladewa, kakaknya. Ia tak mau menunda berita baik tentang hubungan Lesmana dan Siti Sundari.

“Maaf, sisa pulsa yang Anda miliki tidak cukup untuk melakukan panggilan ini.” Kresna kesal, ternyata ia sedang fakir pulsa.

***

Sepasang mata terus mengintai tingkah Lesmana dan Siti Sundari. Beberapa kali ia mendapatkan momen yang pas untuk mengambil gambar sepasang anak muda yang tengah bercengkrama dengan akrabnya. Sesekali Lesmana meringis senang ketika mendapatkan cubitan mesra Siti Sundari.

“Apa yang kamu intai, Samba?”

Suara Kresna mengejutkan anak lelakinya yang tengah mengintai Lesmana dan Siti Sundari.

“Transfer pulsa dong!”

Dengan cekatan Samba membuka ponselnya, dan tak lama kemudian sejumlah pulsa telah berpindah ke ponsel ayahnya. Kresna menuju halaman istana untuk mendapatkan sinyal yang bagus. Ia melanjutkan pekerjaan yang tertunda yakni menghubungi Baladewa.

“Nomer yang anda tuju untuk sementara tidak dapat dihubungi.”

Berulang-kali Kresna mencoba menghubungi ponsel Baladewa dan hanya suara mbak operator yang terdengar. Kresna kesal bukan main.

“Ke mana mas Baladewa, ya?

Ia bertanya kepada dirinya sendiri.