Tahun 2009 ditutup dengan peristiwa terbit dan hilangnya buku ‘Membongkar Gurita Cikeas : Di Balik Skandal Bank Century’ dari pasaran. Hal tersebut makin menjadikannya kontroversi. Semakin menghilang, semakin dicari, karena semua orang menjadi penasaran untuk mengetahui apa isi buku tersebut.
Kontroversi dimulai ketika Juru Bicara Kepresidenan menanggapi terbitnya buku karangan George Junus Aditjondro itu. Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan SBY prihatin dengan buku karangan George Aditjondro.
“Di dalam buku itu disebutkan dengan fakta-fakta yang sepertinya tidak akurat dan tidak mengandung kebenaran yang hakiki. Ini yang diprihatinkan presiden,” kata dia di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Sabtu 26 Desember 2009.
Kata Julian, tidak menutup kemungkinan ada langkah hukum yang akan dilakukan SBY maupun yayasannya. “Buku itu telah dirilis dan dipublikasikan di publik maka yang akan diminta nanti pertanggungjwabannya adalah sejauh mana keotentikan, validitas data, dan kalau perlu sampai proses di mana metodelogi yang digunakan. Sehingga pak Adi Tjondro sampai pada kesimpulan yang disampaikan buku tersebut,” kata Julian. (dikutip dari Vivanews, 27 Desember 2009)
Buku tersebut diterbitkan di Yogyakarta oleh Galang Press. Kepada VIVAnews, Direktur Penerbitan Galang Press, Julius Felicianus menyatakan tidak ada intervensi Cikeas terhadap perusahaannya. “Tidak ada surat dari Cikeas, karena tidak perlu. Buku ini sifatnya hanya memberikan info tanpa adanya isi pencemaran nama baik,” kata dia, Minggu 27 Desember 2009. (dikutip dari Vivanews, 27 Desember 2009)
Tidak hanya masyarakat awam yang penasaran dengan buku tersebut, bahkan salah satu anggota Pansus Bank Century pun mencari buku itu. Anggota Pansus Bambang Soesatyo mengakui bahwa Pansus telah memesan buku karangan George Junus Aditjondro. Buku ini dipesan secara khusus ke Penerbit Galang Press bukan atas nama Pansus tapi atas nama pribadi.
Menurut Bambang, buku berjudul ‘Membongkar Gurita Cikeas’ adalah informasi baru yang bisa digunakan oleh Pansus sebagai referensi tambahan. Untuk itu sebagian anggota Pansus yang mengetahui cara pemesanan langsung berinisiatif memesan. (dikutip dari Vivanews, 28 Desember 2008)
Saya mendapatkan buku ‘Membongkar Gurita Cikeas’ ini kemarin siang. Dengan didasari rasa penasaran, buku itu langsung saya baca. Buku setebal 183 halaman ini, isinya sebagian besar pernah saya baca di beberapa media massa, baik yang cetak maupun internet.
Diawali dengan Pengantar Penerbit yang mengutip pembicaraan antara Anggodo Widjojo dan Ong Juliana Gunawan yang berhasil disadap KPK, di mana dalam percakapan tersebut menyebut nama Pak SBY (hal 5). Rekaman percakapan tersebut telah menggegerkan publik beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, buku ini terbagi menjadi beberapa bab (1) Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century, (2) Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas, (3) Pemanfaatan PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center, (4) Yayasan-yayasan yang Berafiliasi dengan SBY, (5) Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas, (6) Yayasan-yayasan yang Berafiliasi dengan Ny. Ani Yudhoyono, (7) Pelanggaran-pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-caleg Partai Demokrat, (8) Kesimpulan.
Hemat saya, lebih baik SBY menanggapi buku ini dengan cara ilmiah, karena beliau seorang ilmuwan yang sudah banyak menerbitkan buku hasil karyanya. Masyarakat pembaca di negeri ini pintar dan kritis kok, bisa menilai mana buku bagus, mana buku kacangan.