Benik

Kancing baju dalam bahasa Jawa disebut dengan benik. Dan bagi saya lebih nyaman menyebutnya dengan benik dalam percakapan sehari-hari. Pernah suatu ketika saya mengagumi benda yang berfungsi sebagai pengait itu. Sungguh brilian orang yang pertama kali menciptakan benik. Dari beberapa referensi yang saya baca, benik awalnya dibikin dari ranting atawa potongan kayu. Dalam perkembangannya, baru pada zaman Kerajaan Persia barulah tercipta benik yang berbentuk bundar seperti yang dikenal sekarang ini.

Kemudian di abad XVIII, orang Eropa mulai memanfaatkan benik yang terbuat dari kulit kerang atawa mutiara. Pada masa itu, dalam fesyen, benik tak sekedar pengait belaka. Ia mulai menjadi aksesori yang amat penting untuk menambah keindahan sebuah busana.

Kini, model dan bahan benik beraneka macam.

Tahukah Anda letak benik pada pakaian pria dan wanita berbeda? Konon, pada awalnya benik pria maupun wanita sama-sama diletakkan berderet di sisi belahan pakaian sebelah kiri. Belakangan, tinggal benik wanita yang tetap berada di sebelah kiri. Lah, kenapa letak benik pria dipindah ke kanan?

Syahdan, di masa di mana terdapat acara ritual adu pedang bagi para pria. Banyak peserta yang kerepotan menghunus pedang yang tergantung di pinggang kiri dan letaknya tersembunyi di balik mantel. Pasalnya, untuk menghunus pedang, tangan kanan kudu membuka dulu benik mantel. Di situ muncul ide memindahkan benik ke sisi kanan agar bisa dibuka dengan tangan kiri, sementara tangan kanan dengan cekatan menghunus pedang.

Kok benik wanita tetap saja di kiri? Ada juga versi kisahnya. Arkian, kebanyakan ibu lebih sering menyusui bayinya dengan payudara yang kiri, sambil menyanggakan tangan kirinya. Untuk melindungi jabang bayinya selama menthil, ibu si bayi menyelimutkan belahan kanan pakaiannya. Maka, benik pakaian wanita tetap dibiarkan terpasang di bagian kiri.

Kenapa saya menulis benik? Ada versi kisahnya. Hari ini saya memakai baju batik baru warna biru. Benik bagian paling bawah hampir lepas. Memang, biasanya saya cek dulu semua benik apakah terpasang dengan kuat atawa tidak. Saking kesusu pengin pakai baju baru, saya langsung kenakan saja.

Untung saya sedia dom dan benang. Maka saya pun dondom untuk memperkuat posisi benik di baju saya.