Bedah Rumah: Menjual Kemiskinan?

Tayangan Bedah Rumah RCTI yang sekarang, lebih menjual kemiskinan dibandingkan seri Bedah Rumah tahun sebelumnya. Ada seorang penjual gado-gado yang telah ditinggal mati suaminya sehingga dia harus berjuang menghidupi dua anaknya.

Untuk memasak sehari-hari menggunakan kayu bakar yang didapatkan dari ranting-ranting yang ada di kebun karena dia tidak mampu membeli kompor dan minyak tanah. Begitu miskinnya, makan malam dengan lauk sisa jualan gado-gado siang harinya yang tidak habis terjual. Mereka bertiga anak beranak tadi tidur di kamar seadanya dalam satu balai. Oh ya, anak-anak belajar di lantai dengan penerangan seadanya. Sesuai skenarionya, di saat rumah direnovasi penghuni rumah akan diungsikan di hotel berbintang dan makan malam di restoran. Mulai adegan naik mobil, penyambutan reception hotel, masuk kamar dan makan dengan diner set yang lengkap sengaja dipertontonkan. Adegan yang memperlihatkan bahwa jurang kaya dan miskin begitu lebar dan dalamnya.

Pulang ke rumah, mereka diberi kejutan karena rumah yang tadinya tidak layak huni disulap menjadi rumah yang sangat bagus. Terjadilah adegan tangis mengharukan. Kamar demi kamar ditunjukkan, sebelum dan sesudah direnovasi. Fasilitas rumah jadi lengkap. Ada TV, kulkas, meja makan, meja tamu, tempat tidur plus bed covernya, kompor, lemari dan pernak pernik hiasan dinding atau lainnya.

Saya tidak tahu, apakah setelah menempati rumah barunya itu para penghuninya akan lebih nyaman secara batin? Apa malah tidak stress memikirkan bagaimana nanti merawat rumah “barunya”, membayar listrik, membeli gas untuk kompornya wong untuk makan sehari-hari saja serba kekurangan. 

Tapi, mendingan dibongkar oleh Tim Bedah Rumah RCTI dari pada oleh Satpol PP!