Almanak primbon

Sampai sesiang ini setidaknya sudah ada empat kawan yang datang ke meja saya untuk minta kalender. Bukan kalender bergambar wanita berbaju minim atawa kalender yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu sebagai ajang promosi, tetapi kalendernya orang Jawa, sebuah almanak yang di dalamnya berisi informasi nama bulan, nama wuku, hari dan pasaran, juga primbon bulanan.

Setiap tahun setidaknya ada sepuluh kawan yang membutuhkan kalender penanggalan Jawa tersebut. Ya, hingga sekarang kalender pesanan saya kok belum nyampe ke alamat saya. Di akhir tahun saya selalu pesan pada sebuah penerbitan. Bukan untuk percaya primbon, hanya sebagai alarm dalam melangkah. Bagaimana pun sebagai orang Jawa, itung-itungan dina adalah warisan para waskita pada jamannya yang perlu dihormati dan dihargai. Percaya atawa tidak pada primbon tersebut, tergantung kepada pribadi masing-masing.

Pada kalender lembar Desember 2010, tertulis Primbon Bulan Sura Tahun Be 1944 (8 Desember 2010 – 06 Januari 2011) seperti ini:

Perkawinan: Bulan Sura tahun Be, untuk hajad nikah tidak baik. Jangan dilanggar agar tak mendapat kesukaran dan selalu bertengkar. Perumahan: Mendirikan rumah, mendapatkan susah, kebakaran. Memasang genteng, selalu ada huru-hara. Memindah rumah, tidak bisa tidur, banyak celakanya. Pindah tempat, jangan ke utara (Naga Tahun) dan jangan ke timur (Naga Jatingarang) maupun ke selatan (letak perut Naga). Baik, ke barat. Hari baik: Rabu, Kamis (hari bulan rahayu), Jumat (hari bulan sarju/sedang). Hari tak baik: Ahad Wage (kunarpa-warsa), Sabtu Legi (sangar-warsa), Senin, Selasa (hari tak baik), Sabtu, Ahad (sangar-bulan), Rabu Paing (taliwangke). Tanggal naas : 18 (sangar tanggal), 13 (naas nabi), 11 (bangas pawedan), 11 – 6 (naas tanggal), 17 – 27 – 11 – 14 (tanggal taliwangke), 3 (sangar-warsa).

Bagaimana, apakah Anda percaya? Atawa malah nggak mudheng babar blas?