Adanya di lobby hotel

Sehabis makan siang dan shalat, saya masih punya waktu sejenak sebelum masuk kelas Diklat. Saya pun nongkrong di lobby hotel untuk sekedar refreshing. Asyik juga mengamati orang-orang yang lalu lalang di area lobby hotel.

(1)

Satpam dengan keramahan a la hotel bintang lima membuka pintu mobil produksi Eropa seri terbaru. Dari kabin keluar sosialita menenteng tas yang harganya seratus kali lipat gaji saya langsung menuju lobi. Dengan anggun ia buka tas mahalnya itu, lalu ia raih ponsel pintarnya. Belum juga ia pencet keypad muncul sosialita bergaun ungu menghampirinya lalu mereka saling sapa dengan cipika-cipiki. Mereka ngobrol sebentar lalu bersama-sama menaiki elevator ke lantai di atasnya. Wangi keduanya menggetarkan indera penciuman saya saat mereka berjalan beriringan melewati depan tempat duduk saya.

(2)

“Makanya jangan lewat situ, biang macer. Gue kan udah bilang tadi!” Seorang lelaki paruh baya berbadan subur menutup teleponnya. Memang ia cukup lama saya amati, duduk-berdiri bergantian untuk memastikan mobil yang menjemputnya sudah tiba di depan lobby hotel. Koper warna marun yang seharusnya cukup ia letakkan di dekat kursinya, justru ia tarik setiap kali menjenguk ke arah luar hotel. Mungkin di dalamnya ada barang berharga hingga ia tak mau meninggalkan barang sejenak pun. Nanti sampai saya masuk lift untuk menuju ke kelas, mobil jemputannya belum datang juga.

(3)

Sepasang lelaki dan perempuan keluar dari lift menarik dua koper, lalu menuju meja reception. Si perempuan menggelendot mesra di pundak si lelaki. Kemudian setelah urusan check out selesai mereka bergegas keluar karena taksi telah menunggu. Tetapi tiba-tiba si lelaki berbalik arah menuju meja reception. Si lelaki menghampiri si perempuan dan berkata supaya menunggu sebentar, ada barang yang masih tertinggal di kamar. Si perempuan gelisah menunggu. Ada seorang pria masuk lobby hotel, ia bersitatap dengan si perempuan. Mereka saling kenal, tetapi sikap si perempuan seperti salah tingkah. Si lelaki keluar dari lift. Si perempuan buru-buru berlari ke arah si lelaki dan menarik tangannya. Dalam hitungan detik keduanya segera masuk ke dalam taksi. Si pria bengong menyaksikan adegan yang demikian cepat.