Cinderella

Karena sentuhan tongkat sihir ibu peri, penampilan Cinderella menjadi seperti puteri. Ia telah siap berangkat menuju istana sebab raja mengundang seluruh gadis seantero kerajaan untuk hadir dalam pelantikan pangeran mahkota menjadi raja pengganti.

Sudah bisa diduga kalau penampilan Cinderella memesona setiap mata yang memandangnya tak terkecuali pangeran sendiri. Gadis ini barangkali akan menjadi jodohku.

Pangeran segera menyambut tangan Cinderella dan membawanya ke sudut ruang untuk mengenal lebih dekat dengannya. Entah apa yang mereka bicarakan. Keduanya sedang mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Maukah kau menjadi istriku puteri nan jelita?

Cinderella tersipu malu namun dalam hatinya bunga-bunga cinta bermekaran dengan indahnya. Belum juga mengiyakan permohonan pangeran, Cinderella dikejutkan oleh suara lonceng istana yang menandai waktu sudah masuk pukul dua belas malam.

Kalau kau mendengar bunyi lonceng dua belas kali, segeralah keluar istana. Sebab pengaruh sihirku akan hilang dan kau berubah ujud pada keadaan semula, gadis desa yang lugu. Cinderella ingat betul pesan ibu peri.

Saking terburu-buru keluar istana, Cinderella bertindak ceroboh. Ia kehilangan keseimbangan saat berlari menggunakan sepatu high heels.

Kedua sepatu itu pun terlepas dari kakinya dan ia tak peduli. Harus terus berlari agar pangeran tidak memergokiku sebagai gadis desa yang lugu.

Pangeran masygul hatinya. Cinderella yang datang secara baik-baik mengapa ia terburu-buru meninggalkan pestanya. Sepasang sepatu Cinderella yang tertinggal di lantai istana menjadi perhatian segenap hadirin. Para gadis ingin memiliki sepatu yang sangat indah tersebut sebab terbuat dari kaca. Ya, dari kaca. Kalau tidak ada sentuhan sihir, mana mungkin sepatu kaca akan nyaman dikenakan oleh Cinderella.

Pangeran segera menghampiri sepasang sepatu tersebut lalu meraihnya. Dengan sepatu ini aku akan mencari siapa pemiliknya.

Cinderella tiba di rumah sudah kembali kepada ujud asalnya. Ia lega, tak ada seorang pun yang membututinya.

Tanpa diduga, ibu peri telah berada di hadapannya. Wahai Cinderella, mengapa sepasang sepatumu kau tinggal di istana? Harusnya kau tinggalkan satu sepatu saja, agar kau punya bukti kalau sewaktu-waktu pangeran berkelana keliling kerajaan untuk menemukan siapa pemilik sepatu.

Cinderella menyesali keteledorannya dan mengubur keinginan untuk bersanding menjadi permaisuri pangeran. Ia masuk kamarnya dengan langkah gontai.

Uh!