Dikutuk jadi banci

Kisah ini masih sekuel dari Srikandi Ngedan (1) dan Srikandi Ngedan (2)

Sebetulnya tak hanya Srikandi saja yang merindukan Arjuna, istri-istri yang lain pun demikian. Setidaknya, sudah tiga periode-gilir Arjuna tak juga mendatangi para istrinya itu. Kepergian Srikandi juga menjadi teka-teki bagi banyak orang istana. Sembadra, sebagai Ketua Umum Ikatan Istri Arjuna (I2A) segera bertindak sigap.

Ia mengumpulkan semua istri Arjuna, untuk mendiskusikan cara paling jitu menemukan suami terkasih. Untuk sementara rasa saling iri dan cemburu mereka singkirkan dari hati masing-masing. Sembadra mengabsen para madunya: Sulastri, Larasati, Ulupi, Jimambang, Ratri, Wilutama, Manuhara, Supraba, Antakawulan, Juwitaningrat, Maheswara, Retno Kasimpar, dan Dyah Sarimaya. Lengkap. Karena Ketua Umum I2A mempunyai otoritas penuh untuk memutuskan suatu kebijakan, maka Sembadra menunjuk Supraba untuk mencari Arjuna sekaligus Srikandi.

“Kalau boleh tahu, kenapa mBak Badra menunjuk diriku?” tanya Supraba genit.

“Karena dari sekian banyak istri Mas Jun, hanya kamu yang punya kadar kebidadarian paling tinggi. Okay, sekarang mulai kerja!” titah Sembadra, berwibawa.

Sementara itu, Arjuna yang tengah tergila-gila pada sosok Candy berusaha untuk mendekati selebritas itu. Ia pun menyamarkan penampilan, dan pergi ke kediaman Candy mengendarai motor.

Sepanjang perjalanan ia banyak melamun mereka-reka strategi apa yang akan ia gunakan untuk menjerat hati Candy. Tanpa ia sadari ada seekor kucing putih melintas di depan motornya. Arjuna terkejut, tapi terlambat mengendalikan motornya. Jatuhlah ia dengan motor menindih tubuhnya. Arjuna mengumpat dan memandang ke arah kucing putih yang masih berada di dekatnya. Mata kucing yang berwarna biru itu seperti mengejek Arjuna. Hati Arjuna dongkol, ia segera bangkit bermaksud menangkap kucing putih. O, meleset. Gerakan kucing putih sangat gesit dan itu membuat Arjuna makin penasaran. Ia terus mengejar kucing putih itu dan melupakan tujuan semula untuk bertemu dengan Candy.

Setelah jauh dari keramaian, kucing putih berhenti dan berubah ujud menjadi sosok lelaki. Arjuna terkesiap. Lelaki di hadapannya itu bukan makhluk sebangsa dengannya.

“Arjuna, aku utusan dari kahyangan. Ada bidadari yang tengah kasmaran denganmu, namanya Dewi Urwasi. Aku diminta membawamu ke kahyangan untuk bertemu dengannya!” ujar sosok lelaki itu.

Syahdan, Arjuna dan sosok lelaki dari kahyangan terbang menuju kahyangan. Arjuna girang bukan main, meskipun tiba-tiba teringat Candy namun dalam hatinya ia mensyukuri keberuntungan akan bertemu bidadari yang menginginkannya.

Rupanya Dewi Urwasi sudah menunggu Arjuna di gerbang kahyangan. Begitu Arjuna datang ia hamburkan diri untuk memeluk Arjuna.

“Benar dugaanku, kamu lelaki sangat tampan. Siang dan malam aku merindukan dirimu, kekasihku,” sebuah kecupan mendarat di pipi Arjuna.

Arjuna terkesiap atas sikap agresif Dewi Urwasi. Sebagai play boy tangguh ia bisa menakar hasrat yang menggelora di dada Dewi Urwasi. Entah siapa yang memulai, kedua makhluk lain jenis itu telah berasyik-masyuk di balik awan biru. Sya…la..la..la… pokoknya.

Hasrat masih menyala, namun Dewi Urwasi menjeda di tengah pusaran kenikmatan dan dengan lantang ia berkata, “Arjuna, jadikan aku istri ke-lima belasmu. Sekarang juga kita menghadap ke ayahku!”

Lagi-lagi, Arjuna terkejut bak kena sengatan ribuan lebah. Tak kalah lantangnya ia menjawab, “Aku tidak mau! Kamu bukan wanita yang pantas menjadi istri Arjuna, ksatria pilih tanding!”

Dewi Urwasi tersinggung. Marah. Kecewa pada Arjuna, lelaki yang ia impikan siang dan malam untuk menjadi suaminya. Dengan suara bergetar dan hati yang panas membara ia berkata, “Arjuna…. aku kutuk kamu menjadi banci!”

Dalam sekejap, Arjuna telah berubah menjadi sosok banci. Kutukan yang sangat manjur, dari mulut bidadari yang hatinya terluka.

PS.
Kisah Arjuna bersama istri terakhirnya (yang juga bidadari) bisa dibaca di sini.