Gusti Allah ora sare

Sebuah sikap kesabaran sering dinasihatkan orang tua kepada anak-anaknya, jika mereka gelisah karena suatu masalah yang menimpa mereka. Orang tua itu akan berkata, “Gusti Allah ora sare. Sing sabar ya…!”

Kita memang selalu membatasi kesabaran, sehingga suka beranggapan kalau Gusti Allah nggak memerdulikan kita.

Ada sebuah kisah di zaman Nabi Musa, ketika itu ia ditanya oleh Bani Israil, “Wahai Musa, apakah Tuhanmu tidur?” Dengan mantap Musa menjawab, “Takutlah kalian pada Gusti Allah!” Sebuah jawaban yang tidak memuaskan Bani Israil. Nabi Musa terus didesak untuk menjawab pertanyaan mereka, apakah Tuhan itu tidur.

Arkian, Nabi Musa mendapatkan wahyu dari Gusti Allah. “Wahai Musa, mereka telah bertanya kepadamu apakah Tuhanmu tidur. Ambillah dua botol kaca dan peganglah di kedua tanganmu di malam hari sambil berdiri!”

Nabi Musa pun menuruti perintah tersebut. Dua buah botol kaca masing-masing tergenggam di tangannya. Menjelang tengah malam ia mulai mengantuk dan hampir saja kedua botol itu terlepas dari tangannya. Nabi Musa kembali menegakkan kepala dan membuka lebar-lebar matanya demi menyelamatkan botol yang akan terlepas tadi. Tetapi menjelang pagi rasa kantuk menyerang sangat kuat hingga ia terlelap. Tak lama setelah matanya terpejam, kedua botol terlepas dari tangannya dan jatuh mengenai kakinya lalu pecah berantakan.

Ia terkejut dengan kejadian itu dan tak lama kemudian Gusti Allah berkata kepada Musa,  “Seandainya Aku tidur, niscaya langit akan jatuh menimpa bumi dan menghancurkan bumi seperti pecahnya kedua botol itu.”

Itulah kisah yang pernah kita dengar dari guru ngaji.

Gusti Allah selalu terjaga, Nak. Maka yakinlah, Gusti Allah tidak hanya akan menjaga langit supaya tidak menimpa bumi, tetapi juga akan menjagamu, siang dan malam.