Nge-grab di Yogyes

Dalam bulan Agustus kemarin, saya dua kali mengunjungi Jogja. Tak seperti biasanya – minta tolong ke mas Yoga carikan mobil rental – kali ini saya memanfaatkan transportasi online. Lebih murah, pastinya.

Banyak cerita menarik yang saya gali dari para supir yang mengantar saya. Sekali saya pancing dengan pertanyaan, banyak kisah yang keluar dari mulut mereka.

(1)

Anak saya juga lulusan UGM. Ia seorang dokter yang saat ini ambil spesialis. Adiknya sedang ambil kuliah di UIN, sedang yang bungsu masih SMA. Jadi supir adalah jiwa saya. Dulu saya supir bus, kemudian beralih ke angkot. Saya menyekolahkan anak-anak dari nyupir. Makanya, begitu ada online saya mendaftar.

Mobil yang saya pakai ini dibelikan oleh anak saya yang dokter itu. Silakan bapak tetap nyupir, tapi pakai mobil yang baru ya. Demikian kata anak saya. Sebagai orang tua, saya bangga kepada anak-anak saya.

(2)

Alhamdulillah pak, dengan nyupir online begini dapur saya selalu ngebul dan bisa bayar cicilan mobil. Selama seminggu saya tidak full nyupir, banyak waktu istirahatnya. Jumat sore sampai senin, menjadi waktu sibuk melayani penumpang. Kota Jogja masih menjadi kota idola wisatawan. Selasa sampai kamis saya bisa bercengkerama dengan anak saya yang baru berumur dua tahun.

Saya ini lulusan sarjana loh pak. Pernah kerja di sebuah pabrik di Bekasi. Saat ada peluncuran online di Jogja, saya pulang kampung dan memilih jadi supir online. Sekarang saya sudah ada tiga mobil. Semua untuk online.

(3)

Maaf om, tadi salah tempat jemput. Maklum, aku baru dua hari ini ikutan nge-grab. Yah, daripada nganggur di rumah ini mumpung libur semesteran. Papaku sih tahu kalau aku nge-grab, soalnya aku minta izin. Pesannya cuma aku mesti hati-hati, patuhi lalu-lintas dan sopan kepada penumpang. Mengantar om ke bandara ini rute terjauh yang aku tempuh dua hari ini.

Kalau pengalaman nyupir sih aku sudah sering ke Jakarta atau Bandung om. Bahkan minggu lalu aku ke Karawang, lihat bola. Rumah om sama stadion Karawang jauh nggak?

(4)

Begitu keluar rumah tadi saya langsung ambil bapak. Rumah saya nggak jauh dari tempat bapak makan tadi. O iya, saya keluar SMA tahun 88, dua tahun setelah bapak ya. Saya langsung kerja di Astra selama enam tahun, kemudian ke Batam.

Bapak saya meminta saya pulang untuk urusin sawah. Sambil nyawah saya bisnis rental mobil. Begitu online masuk Jogja saya ikutan deh. Rental mobil sih masih jalan terus.

***

Kalau tidak salah hitung, selama di Jogja kemarin saya nge-grab 13 kali, ngo-jek sekali dan sekali naik becak.