Tempayan Air Kyai Danumaya di Kompleks Makam Imogiri
Kyai SX4 terparkir sudah. Saya ingin ziarah ke makam Sultan Agung di Imogiri melalui tangga, bukan seperti tahun lalu melewati jalan setapak tetapi mobil bisa diparkir di sebuah kebun di samping areal makam. Dari anak tangga paling bawah, saya menatap puncak tangga. Wow, banyak sekali. Konon tiap orang akan berbeda dalam hitungan anak tangga. Tapi angkanya berkisar 400-an anak tangga.
Perbedaan menghitung jumlah anak tangga, bisa jadi karena faktor ngos-ngosan sehingga tidak bisa konsentrasi lagi dalam hitungan. Pun dengan saya. Pada tangga ke 230-an, kaki-kaki saya gemetaran. Rasanya mau pingsan. Dan benar saja, tak lama kemudian saya semaput, tak sadarkan diri.
~oOo~
“Minumlah ramuan ini, Kisanak!” Suara seseorang menyadarkan saya. Ia menyodorkan secangkir ramuan yang terseduh dalam air panas. Cangkir yang terbuat dari tanah liat itu saya terima. Tetapi, betapa terkejutnya saya ketika menatap sosoknya. Oh, di mana saya? Di masa tahun berapa saya ini?
“Namaku Sultan Agung. Minumlah wedang uwuh1 ini. Tubuh Kisanak akan segar kembali,” kata orang yang mengaku Raja Mataram itu.
“Terima kasih, Kanjeng Sultan,” jawab saya, lalu pelan-pelan saya teguk minuman sampah itu. Dan benar saja, tak lama tubuh saya terasa segar kembali. read more →