Bercerita tentang kebun


Baru seminggu masuk kantor, rasa penat demikian cepat saya rasakan. Kalau sudah begini dan jika rasa jenuh mulai melanda, pelarian saya bermain ke nursery atau muter-muter kawasan mencari suasana hijau. Sungguh saya beruntung bekerja di Kawasan Industri yang peduli pada isu lingkungan, termasuk yang sangat memerhatikan penghijauan. Jika Anda berkunjung ke Kawasan Industri kami, dari mulai gerbang masuk akan disambut rimbun dan perkasanya pohon-pohon Ki Hujan yang dikawal oleh  bunga bougenvil yang tertanam sepanjang median jalan.

Foto di atas itu salah satu pojok nursery Kawasan Industri kami. Di sana ada banyak jenis tumbuhan yang nantinya untuk menghijaukan areal kawasan industri. Bermain di kebun seperti itu dapat menyegarkan fikiran. Kemarin sebetulnya saya ingin berlama-lama berada di kebun, tetapi banyak pekerjaan yang mesti saya tangani. Janjian ketemu Pak Bon untuk melihat bagaimana pertumbuhan bibit yang saya titipkan beberapa waktu lalu, terpaksa ditunda. Bibit aneka tanaman yang saya beli waktu ke Malang lalu.

Pak Bon sungguh mencintai pekerjaannya. Nursery ibarat rumah keduanya. Ia sangat menyanyangi bibit-bibit tanaman seperti merawat bayinya, merawat tanaman dan pepohonan seperti mengasuh anak-anaknya. Tak sekedar memupuk atau menjaganya dari hama dan penyakit, Pak Bon selalu mengajak para tanaman itu berkomunikasi dari hati ke hati.

***

Cerita tentang kebun bersambung ketika saya sampai di rumah: ada paket buku dari Ibu Peri Kebun! Lah, karena saya masih rakus mengudap buku, maka buku-buku tersebut segera saya baca. Kok buku-buku, memang ada berapa buku? Ada tiga!

Saya membaca buku-buku tersebut sambil ngemil jipang emping 57. Kalau sudah begini, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?

Buku pertama yang saya baca judulnya Pesona Gerbera Tiga Warna, pada halaman 2 saya menemukan kalimat ajaib: Adakalanya keharmonisan relasi terusik, sentuhan warna kuning dan pink saling bertabrakan. Dengan belajar dari keharmonisan gerbera tiga warna, rumpun keluarga kitapun dapat memancarkan keindahan. Hmm, besok kalau saya main ke Nursery, saya mau tanya ke Pak Bon apa mempunyai koleksi kembang Gerbera. Pak Bon yang enak diajak ngobrol akan saya tanggap untuk menceritakan filosofi yang terkandung dalam setiap tanaman di bawah asuhannya.

Buku kedua yang tak kalah menarik adalah Buka-bukaan Ala Blogger Kondang(an) karya kroyokan para Narablog yang memang sudah kondang, Ibu Peri Kebun salah satunya, tentu saja. Buku ketiga judulnya Belajar dari Sang Gunung, yang ditulis oleh Ibu Peri Kebun, et al. sebangsa jurnal ilmiah tetapi saat membacanya kita tak perlu mengerutkan jidat.

Buku terakhir ini akan saya tunjukkan kepada Pak Bos yang beberapa bulan lalu rasan-rasan dengan saya kalau di masa pensiunnya nanti akan hidup mandhita di tengah kebun yang berada di lereng pegunungan. Ia sudah naksir hamparan tanah di lereng Gunung Pangrango. Ia pecinta tanaman sejati, sebagai buktinya Nursery yang dikelola oleh Pak Bon cs yang saya ceritakan sebelumnya adalah ide beliau, termasuk dalam menambah koleksi tanaman di Nursery. Terakhir ia minta agar di Nursery dibudidayakan pohon Kenitu (Chrysophyllum cainito)

mBak Prih, terima kasih telah bercerita tentang kebun.