Angklung

Saya mengenal alat musik angklung ketika SD dulu. Kebetulan sekolah saya mempunyai 1 (satu) set angklung yang disimpan di ruang sebelah perpustakaan. Kalau tidak salah, entah klas lima atau klas enam, murid satu klas pernah praktek mempergunakan angklung tersebut. Di depan klas, pak guru menunjuk angka-angka solmisasi di papan tulis, para murid tinggal mengikuti angka mana yang sesuai dengan nada angklungnya.

Awalnya berantakan bunyi angklung kami, tetapi lama-lama menjadi satu harmoni lagu yang enak terdengar di telinga.

***

Lebih dari sebulan belakangan Lila sibuk latihan angklung. Saban hari minggu ia bersama teman-temannya berlatih untuk memahirkan memainkan angklung, maklum di akhir bulan ini SMA-nya mengikuti lomba tingkat provinsi. Saya sendiri penasaran bagaimana Lila memainkan angklung, sebab kalau saya tanya ia hanya tersenyum saja sambil menjawab: ya gitu weh!

***

Hari sabtu kemarin saya mengajak Lila ke Bandung untuk menghadiri kondangan relasi kerja saya. Begitu memasuki gedung resepsi saya dapat langsung merasakan kalau konsep resepsi perkawinan yang dilaksanakan anti mainstream. Pokoknya, cihui deh!

Begitu memasuki lobi, sayup-sayup terdengar alunan angklung yang mengiringi lagu Manis dan Sayang-nya Koes Plus yang dilantunkan oleh Andy rif/. Lagu yang pas untuk dipersembahkan kepada pengantin baru.

Tersenyum dianya padaku / Manis, manis, manis /
Ku belai rambutnya yang hitam / Sayang, sayang, sayang
Alangkah senang hatiku / Bila ku dekat denganmu /
Alangkah senang hatiku / Sayangku hanya untukmu
Kuingin tamasya bersama / Jauh, jauh, jauh /
Melihat pemandangan alam / Indah, indah, indah

Saya perhatikan mata Lila berbinar begitu menyadari kalau ada irama angklung di sana. Apalagi grup pemain angklung dari nama yang sangat beken: Udjo. Saya ingat, waktu memainkan angklung di SD dulu hanya untuk lagu-lagu dengan irama sederhana. Saya makin terkesima saat terdengar intro lagu Bento. Entah siapa yang me-request lagu tersebut, nyatanya banyak orang yang telah berusia sepuh menggerombol di depan panggung pelaminan sambil melantunkan lagu Bento.

Angklung di tangan ahlinya bisa untuk mengiringi lagu apa saja, bahkan ketika pengantin pria menyanyikan lagu milik Payung Teduh: Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan.

Lirik terakhirnya mengena betul: sedikit cemas, banyak rindunya.