Iklan dan dunia nyata

Materi iklan sering terlihat lebay. Tapi banyak yang suka. Itulah iklan. Tujuannya untuk memikat konsumen supaya tertarik dengan produk atawa jasa yang ditawarkan. Berikut beberapa contoh iklan yang sering muncul di televisi kita:

  • Iklan internetan murah. Seorang laki-laki menari-nari, bahkan sampai lupa diri saking gembiranya karena mendapatkan tarif internet sangat murah, bahkan pada kondisi tertentu diberikan gratis oleh operator seluler.
  • Iklan parfum pria. Seorang pria menyemprotan parfum ke tubuhnya. Ia begitu menikmati cairan dingin parfum yang menyentuh kulitnya. Tak lama, terjadi kehebohan. Para bidadari turun ke bumi karena rangsangan aroma parfum pria tersebut. Beberapa bidadari sempat terjatuh tak bangkit lagi.
  • Iklan sampo. Kenapa modelnya selalu berambut hitam dan panjang? (Nggak juga mas, ada kok model iklan sampo yang rambutnya pendek sedikit acak-acakan) (tapi nggak ada yang model rambutnya kriting kan?). Perhatikan gaya sang model. Pelan-pelan dan penuh perasaan ia lumurkan sampo ke rambut panjangnya. Jemarinya memijit kulit kepala, lalu ia tersenyum bahkan ada yang memperlihatkan giginya. Oh, ternyata kramas sesuatu yang sangat menyenangkan hatinya.
  • Iklan property. Setidaknya, saban seminggu sekali mbak Fenny Rose mengiklankan sebuah kawasan property, entah perumahan mewah atawa apartemen. Jual rumah kok seperti jual kacang saja ya? Lha, sing tuku sapa?
  • De…el…el…

Semua itu di televisi. Kalau di dunia nyata pripun?

Apakah panjenengan juga jingkrak-jingkrak ketika mendapatkan internet murah? Apakah di kamar mandi panjenengan senyam-senyum sendiri ketika kramas? Apakah parfum panjenengan menarik perhatian cewek atawa malah mereka muntah-muntah karena bau parfum bercampur keringat? Apakah panjengengan berniat membeli property yang ditawarkan mBak Fenny Rose dari pada ngontrak di rumah petak?