Varietas unggul tahan UFO

Dulu, di tahun 1980-an TVRI rajin menayangkan acara penyuluhan pertanian, bisa berupa sandiwara televisi atawa uji kecakapan petani yang dikemas seperti lomba cerdas-cermat. Dari acara tersebut rakyat kebanyakan mengenal bagaimana bertani yang baik dan benar. Saya pun mengenal istilah varietas unggul tahan wereng (VUTW). Kalau tidak salah, jenis padi tahan wereng ini ditemukan setelah terjadi kerusakan tanaman padi di persawahan akibat diserang wereng batang padi cokelat. Ya,  hama ini menjadi momok semua petani karena menyebabkan ratusan ribu hektar padi menjadi puso. Nah, istilah puso sendiri waktu itu sangat terkenal.

Varietas unggul tahan wereng – kalau tidak salah, diberi nama depan IR (International Rice), misalnya IR36 atawa IR64. Kalau tidak salah (lagi) – Pak Harto mengubah IR dengan PB (Pelita Baru). Para petani dengan kearifan lokal bisa membaca mangsa/musim: kapan menanam padi, kapan menanam palawija. Lalu, petugas penyuluh pertanian yang rajin dan telaten mendatangi para petani makin membuat produktivitas sawah meningkat tajam. Tak heran, waktu itu negara kita pernah swasembada beras.

Kearifan petani yang lain, ketika menanam bibit padi dengan sistem tandur (menata dengan mundur), tidak melangkahi bibit yang ditananam – menghargai tanaman yang akan menghasilkan bahan makanan pokok sehari-hari. Lalu, untuk mengusir burung atawa binatang lain yang akan merusak padi dengan menempatkan memedi sawah atawa orang-orangan sawah, bukan dengan menembaki si burung. Hmm… cara bijak menjaga keseimbangan alam, ya?

Musim panen tiba membuat banyak orang bersuka ria: petani pemilik sawah, buruh tani sampai kepada pedagang es lilin yang sengaja mangkal di dekat sawah yang dipanen. Para penderep (orang yang memanen) menggunakan alat yang dinamakan ani-ani, pelan dan hati-hati mereka memotong batang padi. Upah yang mereka terima bukan uang tetapi sejumlah padi yang mereka panen tadi.

Kini, jaman sudah berubah. Cara menanam padi pun tidak sama dengan yang dulu. Pupuk kimia menjadi andalan utama untuk menyuburkan tanah. Pola tanam mulai dilupakan, apalagi hitungan pranata mangsa. Ditambah perubahan iklim yang sangat ekstrem. Di mana-mana mulai terdengar gagal panen karena kebanjiran, kena badai, atawa kena angin puting beliung. Dan yang terakhir terdengar kehebohan warga, persawahan di daerah Sleman dan Bantul DIY jadi pangkalan mendaratnya pesawat ruang angkasa milik wangsa UFO (?).

Jangan-jangan di tempat bersemayamnya wangsa UFO sedang krisis pangan, sehingga mereka mulai melirik padi di persawahan kita.

Saatnya kita ciptakan varietas padi yang baru: varietas unggul tahan UFO.