Supraba, korupsi sepenuh hati

Siapa yang tak kenal dengan Dewi Supraba yang kecantikannya pernah mengguncang jagad putri-putrian Madukara? Ya, ia pernah dinobatkan menjadi putri paling cantik se-Kerajaan Madukara. Kali ini, Supraba kembali mengguncangkan Madukara – dan sangat mungkin sampai ke dunia WayangSlenco. Bukan perkara prestasi, namun sebuah aib yang sedang menimpanya. Apakah ia ketahuan mengganggu rumah tangga pejabat atawa mantan pejabat tinggi negeri?

Bukan.

Supraba telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Penggantungan Koruptor (KPK) Madukara. Gawat, dong?

~oOo~

Praba, demikian ia biasa dipanggil oleh orang-orang di sekitar kehidupannya. Pada waktu masih di bangku kuliah, ia mencoba mengikuti ajang kontes putri-putrian Kerajaan Madukara atas desakan teman-temannya. Dasar Praba yang sudah cantik – maklum, ia berdarah bidadari – dan tentu saja berotak brilian, jadi sangat mudah baginya memperoleh gelar putri paling cantik se-Kerajaan Madukara.

Nama Praba makin melejit. Sudah menjadi garis nasibnya. Ia pun merambah ke dunia keartisan. Juga jadi bintang iklan. Wajahnya sering masuk tipi. Kemudian yang terakhir sebagai seorang presenter ternama pada suatu acara di stasiun tipi. Perannya di tipi pernah diceritakan di sini.

Perjalanan kariernya sebagai perempuan sosialita ngedab-ngedabi tenan. Tentu saja, ia punya banyak relasi mulai dari sesama artis, anak-anak pejabat Madukara, aparat negeri hingga dengan politisi.

Karena bermodal ketenaran inilah ia mulai kepincut terjun ke dunia politik. Wilayah perpolitikan yang dulunya gelap-gulita baginya, sedikit demi sedikit menjadi benderang atas pengkaderan yang dilakukan oleh Arjuna, politisi muda namun sarat pengalaman. Ah, dari sebuah rasa cinta apa pun yang dilakukan kemudian kok rasanya nikmat saja. Pun dengan Supraba, yang dulu anti berpolitik via partai, namun karena ada hubungan asmara dengan sang Arjuna ia sangat menikmati pergaulan dalam dunia politik.

Puncak karier dunia politiknya, Praba terpilih menjadi seorang legislator Kerajaan Madukara. Tambah moncer saja ketenarannya sebagai politikus muda apalagi ditambah jabatan baru di sebuah partai yang dibesarkan oleh Arjuna. Sungguh, semua itu membuat Praba terlena oleh jabatan dan kekuasaan yang digenggamnya.

Kecakapan, keluwesan pergaulan dan ini yang paling penting: kelihaian melobi yang dimiliki Supraba telah dimanfaatkan oleh seorang Pak Bos di partainya untuk menggarong harta negeri Madukara. Apakah Supraba tidak menyadari ia telah dimanfaatkan oleh Pak Bos? Supraba sadar sesadar-sadarnya, kok. Karena ia juga mendapatkan keuntungan dari peran yang dimainkan itu. Ia memainkan peran dalam penjarahan harta negeri Madukara dengan sepenuh hatinya. Skandal demi skandal melibatkan nama Supraba. Kisah Praba di dunia perpolitikan Madukara sangat mirip kisah spionase perempuan bernama Mata Hari.

Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida (Grietje) Zelle seorang penari eksotis, di akhir hidupnya ditembak mati karena menjadi mata-mata pada Perang Dunia I. Kisah hidup perempuan anak seorang pembuat dan pemilik toko topi kelahiran Belanda ini cukup suram. Dia pernah dikeluarkan dari sekolah guru gara-gara main skandal dengan kepala sekolahnya, pernah ditinggal mati anak laki-lakinya akibat keracunan. Ia menikah pada usia 18 tahun dengan seorang angkatan laut Belanda yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua darinya, lalu bercerai. Ia dibawa suaminya tinggal di Jawa dan Sumatra antara 1897-1902. Belakangan, suaminya itu kawin dengan Nyai Kidhal.

~oOo~

Kini, Supraba meradang pasca ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Ia merasa dikorbankan oleh jaringan yang dibentuk oleh Pak Bos-nya. Jatah yang ia dapat dari kegiatan penggarongan keuangan negeri Madukara cuma seupil dibandingkan dengan hasil yang ia setorkan kepada orang-orang kepercayaan Pak Bos dan Pak Bos sendiri.

Ia ingin melawan!

Melawan terhadap apa, Praba?

Melawan kepada siapa?