Sri

“Ibu saya selalu mengingatkan, sabar, rida (rela), ikhlas. Itu bisa disingkat SRI,” ucapnya dengan suara lirih. Ini bagian dari ceritanya mengenai suasana batinnya ketika berada dalam sidang Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century, dikutip dari  Kompas 18 Maret 2010.

Wanita kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962, ini bertutur, ia menerima tasbih yang digenggamnya dari seseorang sebelum sampai ke ruang sidang. “Tasbih itu, ketika saya genggam, terasa hangat. Saya tidak tahu kalau disorot kamera,” ujarnya.

Sebenarnya, bukan hanya tasbih yang ia bawa, melainkan juga selendang jarik (kain Jawa) milik ibunya yang sudah almarhumah, Ny Retno Sriningsih. “Kain itu ada di dalam tas saya, kadang-kadang saya pegang,” ujarnya.

Bukan hanya tasbih dan selendang yang menyertainya. Malam harinya, sebelum Sri Mulyani masuk ke ruang sidang Pansus, salah seorang kakaknya mengatakan, almarhumah Retno Sriningsih datang dalam mimpinya. “Ibu rawuh (datang) dan pesan, Sri Mulyani jangan takut karena akan rina dan bathi (menang dan beruntung),” ujar kakak Sri Mulyani itu.

Ya, kini ia rina dan bathi karena dipercaya menjadi Managing Director Bank Dunia pada Juni 2010 mendatang. Ia akan menjadi salah satu dari tiga direktur pelaksana, jabatan tertinggi di bawah Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick. Sri Mulyani dianggap akan membawa keterampilan dan pengalaman yang unik bagi Bank Dunia.

Sebuah jabatan yang nggak baen-baen.