Sekarang punya internet (lagi)

Akhir bulan lalu saya mulai pindah rumah, tak jauh dari rumah sebelumnya. Sekira 2 km saja. Lokasi rumah yang sekarang suasananya “lebih kota” kalau diukur dari segi kelengkapan fasilitas sosial/umum seperti pasar, mall, masjid raya, beberapa minimart dan warung makan. Tetapi saya tak menyangka kalau fasilitas telekomunikasi relatif kurang memadai.

Signal di ponsel seringnya mendapatkan “E” dibandingkan “H+”, padahal rumah saya terletak di antara dua BTS. Hmm, jangan-jangan lokasi rumah saya itu terletak persis di ujung “irisan” cakupan signal. Melihat kondisi semacam ini, saya pun mempercepat proses kepindahan jaringan telepon rumah sekaligus internet speedy-nya dari rumah lama.

Saya pun datang ke Plasa Telkom untuk memohon migrasi jaringan telepon. Sesuai standar pelayanan, saya mesti menunggu selama satu minggu sebab pihak Telkom akan mengecek ketersediaan jaringan. Dengan sabar saya menunggu ditelpon oleh petugas Plasa Telkom.

Rumah tanpa jaringan internet ternyata nggak bikin kiamat. 

Seminggu kemudian saya mendapatkan kabar kalau di sekitar lokasi rumah saya jaringan telepon habis, jadi permohonan migrasi tak dapat disetujui.

Hmm, galau juga kalau selamanya di rumah tak ada jaringan internet yang handal.

Kompleks perumahan elit sebelah sudah masuk jaringan kabel fiber optic oleh Biznet dan Indihome Telkom. Sayangnya, kedua fasilitas ciamik ini belum sampai di lokasi perumahan saya.

Bayangkan, pekerjaan sehari-hari saya di kantor adalah melayani konsumen mendapatkan jaringan telekomunikasi dari beberapa provider telekomunikasi yang bekerja sama dengan perusahaan tempat saya bekerja.

Jurus terakhir pun saya gunakan: curhat pada teman yang kebetulan bisa mengeksekusi penyambungan telepon. Saya malah disalahkan kenapa dari awal nggak menghubunginya.

Tak sampai tiga hari setelah saya curhat dengannya, dua petugas Telkom datang ke rumah untuk menyambung telepon rumah sekaligus memasang internet speedy. Loh katanya jaringan teleponnya habis? Betul, untuk lokasi yang dekat rumah saya memang habis. Ini ada satu jaringan tetapi jauh dari rumah, kalau dihitung ada tujuh tiang.

Sekarang saya punya internet (lagi), bahkan saya terheran-heran dengan kecepatannya yang ngedab-ngedabi.

Matur nuwun Mas Purwo!