Satron #1

Kemarin – selama seminggu, Lik Sukar liburan tahun baru sekitaran SCO-JOG. Seperti kebiasaannya kalau meninggalkan rumah cukup lama, ia akan berpamit kepada Pak RT dan tetangga terdekat. Sudah puluhan tahun SOP-nya seperti itu dan aman-aman saja.

***

Siang yang terik membuat orang-orang malas keluar rumah. Situasi yang sepi semacam itu dimanfaatkan oleh Paijo untuk melakukan pengintaian terhadap rumah yang ditinggalkan penghuninya. Ia cukup yakin, kalau rumah Lik Sukar suwung. Setidaknya, sudah tiga hari ia mengintainya.

Maka, pada malam keempat ia akan mengeksekusi rencana menyatroni rumah Lik Sukar. Plan A dan Plan B sudah ia hapalkan di benak, termasuk jalur pelarian jika kepergok warga.

Sekira jam delapan malam, Paijo beraksi. Ia yang bertubuh ceking sangat lincah melompat. Ia memasuki halaman rumah Lik Sukar dengan cara memanjat tembok rumah yang tengah direnovasi persis di belakang tembok rumah Lik Sukar. Paijo tahu, jika ia masuk melalui bagian depan sangat beresiko karena jalan depan rumah cukup ramai pada jam tertentu.

Dengan berbekal obeng, ia bongkar pintu balkon. Brak! Pintu model kupu-kupu itu pun dibuka dengan paksa, dan terdengar pada radius dua-tiga rumah. Ah, paling kucing lagi menjatuhkan sesuatu. Gerimis di luar membuat orang lebih nyaman tetap tinggal di dalam rumah.

Setelah berhasil masuk rumah, ia melakukan orientasi. Lampu-lampu ia nyalakan untuk mempermudah mencari barang yang bisa dibawa nanti. Dengan tangan bersarung, semua lemari ia buka, ia tak mendapatkan apa-apa. Laci-laci pun tak ketinggalan ia buka dan amati isinya. Ia tidak mengacak-acak isi lemari atau pun laci.

Setiap sudut ruang ia telisik. Uang recehan yang terletak di samping TV ia ambil dan masukkan ke dalam plastik. Kemudian ia masuk ke kamar anaknya Lik Sukar. Di sana ia mendapati celengan yang terbuat dari kaleng biskuit. Itu celengan anak Lik Sukar, jika ada sisa uang saku sekolah dimasukkan ke celengan. Paijo mengembat uangnya!

Berputar mencari barang berharga membuat Paijo gerah. Tak terasa, dua jam sudah ia berada di rumah Lik Sukar. Ia pun beristirahat sejenak sambil menyalakan kipas angin dan memainkan HP yang ia temukan di salah satu laci.