Sakazakii-san, haik!!

Penelitian IPB: pada susu formula mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii, sejenis bakteri yang berpotensi menyebabkan diare, dehidrasi, hingga radang otak bahkan bila menginfeksi bisa menyebabkan kematian pada bayi. Tingkat kematian bayi akibat bakteri yang bisa bertahan selama dua tahun di susu formula itu bisa mencapai 40 persen.

Kata Ibu Menkes dalam jumpa pers di Jakarta, 10/2/2011: bakteri Enterobacter Sakazakii, dapat dijumpai di mana-mana, baik di lingkungan, makanan, usus manusia normal, dan juga sejumlah hewan. Bakteri ini ada beberapa jenis, ada yang berbahaya maupun tidak. Susu formula dapat tercemar bakteri dari bahan mentahnya, proses pasteurisasi, pembukaan kaleng atau saat penyiapan susu formula sebelum dikonsumsi anak.

Ibu Menkes memastikan bakteri ini memiliki karakteristik gampang mati, karena dalam 15 detik bila dipanaskan dalam suhu 70o celcius. Bakteri ini bisa berbahaya dalam sejumlah kondisi, di antaranya bila dikonsumsi bayi berumur kurang dari 28 hari, bayi yang lahir dengan berat badan rendah, prematur, dan bayi dengan resiko lainnya.

Masih menurut Ibu Menkes, dari laporan Badan Kesehatan Dunia, kejadian bayi terinfeksi bakteri ini cukup jarang terjadi. Dari 1961-2003, ditemukan 48 kasus bayi teridentifikasi Enterobacter Sakazakii di seluruh dunia. Sementara khusus di Indonesia, belum pernah ada yang melaporkan kasus serupa.

Jadi, bagaimana Ibu, apakah anak saya masih boleh minum susu formula?