Seorang teman menyarankan saya untuk menulis tentang primbon terutama neptu hari dan pasaran untuk mengetahui watak manusia berdasarkan hari lahir. Tidak ada salahnya saya memenuhi permintaannya, hitung-hitung ikut melestarikan budaya Jawa dan primbon salah satu kekayaan yang dimiliki oleh orang Jawa. Saya pun membuka dan membaca buku-buku yang ada di Ruang Buku Padeblogan, dan inilah ringkasannya.
Orang Jawa mempunyai Panata Wara yaitu ilmu perhitungan mengenai baik buruknya hari, pasaran, bulan dan sebagainya. Dalam mitologi Jawa diceritakan bahwa Batara Surya atau Dewa Matahari turun ke bumi menjelma menjadi Brahmana Radhi yang tinggal di Gunung Tasik. Dia menggubah hitungan yang disebut Pancawara atau lima bilangan yang kemudian disebut Pasaran, yaitu Legi Pethak), Paing (Abrit), Pon (Jene), Wage (Cemeng) dan Kliwon (Mancawarna). Kemudian Brahmana Radhi diboyong oleh Prabu Silacala di Gilingwesi. Di tempat ini Brahmana Radhi mengajari orang Gilingwesi membuat sesaji untuk dewa-dewa selama 7 hari berturut-turut yaitu (1) sesaji Emas, yang dipuja matahari, hari itu diberi nama Radite (Ahad), (2) sesaji Perak, yang dipuja bulan, hari itu diberi nama Soma (Senin), (3) sesaji Gangsa, yang dipuja api, hari itu diberi nama Anggara (Selasa), (4) sesaji Besi, yang dipuja bumi, hari utu diberi nama Budha (Rabu), (5) sesaji Perunggu, yang dipuja petir, hari itu diberi nama Respati (Kamis), (6) sesaji Tembaga, yang dipuja air, hari itu diberi nama Sukra (Jumat) dan (7) sesasi Timah, yang dipuja angina, hari itu diberi nama Saniscara disebut juga Tumpak (Sabtu).
Akhirnya, Prabu Silacala pun memerintahkan kepada semua orang Jawa untuk membiasakan hari tujuh tersebut dirangkapkan dengan hitungan hari yang lima. Setelah semua orang Jawa menggunakan hari dan pasaran tersebut, Brahmana Radhi berubah lagi menjadi Batara Surya dan kembali ke kahyangan.
Para pujangga Jawa memberikan neptu/nilai pada masing-masing hari dan pasaran tersebut yaitu Ahad = 5, Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = 7, Kamis = 8, Jumat = 6, Sabtu = 9, Legi = 5, Paing = 9, Pon = 7, Wage = 4, dan Kliwon = 8.
Salah satu jenis perhitungan neptu yang sering digunakan untuk mengetahui watak seseorang adalah Paarasan yaitu dengan cara menjumlahkan neptu hari dan pasaran hari kelahiran orang tersebut kemudian dibagi 10, dan sisanya menunjukkan watak orang tersebut.
Adapun urut-urutan dan wataknya sebagai berikut :
Sisa 1 : Aras Tuding Lakune Setan, wataknya pemberani, tidak takut berjalan di tengah kegelapan malam dan tenaganya sering dibutuhkan orang lain, kalau mempunyai barang dan pakaian sering dijual dan suka mengambil milik orang lain.
Sisa 2 : Aras Kembang Lakune Jejodhohan, wataknya banyak mempunyai anak tetapi anak tersebut tidak berumur panjang, mudah mendapatkan kasih sayang dari orang lain, cepat berpikir dan rajin bekerja, orang lain mudah mengikuti kehendaknya.
Sisa 3 : Lakune Lintang, wataknya pendiam, rendah hati, sabar dan betah melek, berbakat dagang dengan menjual bahasanya, kalau mempunyai kemauan tidak dapat dihalang-halangi, sering perpindah rumah.
Sisa 4 : Lakune Rembulan, wataknya pandai dalam segala pekerjaan, belajar apa saja cepat bisa, berpandangan luas, hidupnya cepat makmur tetapi tidak langgeng, orang lain mudah mengikuti kehendaknya.
Sisa 5 : Lakune Srengenge, wataknya manis bicaranya, penuh pengertian, sering mendapatkan pujian dan selalu berpikir untuk menciptakan sesuatu, tetapi kalau bertengkar selalu kalah dan kalau makan banyak porsinya.
Sisa 6 : Lakune Banyu, wataknya teguh budinya, rajin, berwajah ramah, berbakat jadi pemimpin, kalau makan banyak porsinya, kalau berumah tangga selalu bertengkar, jika belum jodohnya dan suka selingkuh.
Sisa 7 : Lakune Bumi, wataknya pendiam, mudah marah, tidak mempunyai teman dan tumpul otaknya, tidak setia tetapi berbelaskasihan kepada sesama.
Sisa 8 : Lakune Geni, wataknya mudah naik darah, dengki, tidak takut terhadap bahaya, banyak yang direncanakan tetapi tidak pernah terealisasi, jika dia perempuan selalu membuat keributan.
Sisa 9 : Aras Peksi Lakune Angin, wataknya pendiam seperti pertapa, senang disanjung, kalau mempunyai doa jarang terkabul karena tidak teguh budinya, ketika berumah tangga sering pindah rumah, kadang-kadang dapat menyenangkan hati orang lain.
Sisa 10 : Aras Pepet Lakune Pandhita Sakti, wataknya pendiam, tajam pikirannya, kalau belajar apa saja cepat bisa, namanya terkenal karena karya tulisnya, ada bakat jadi paranormal tetapi cara bicaranya sering dibuat-buat, cita-citanya jarang kesampaian.
Contoh : Paijo lahir Sabtu Pon, neptunya 9 + 7 = 16 dibagi 10, sisa 6. wataknya jatuh di urutan 6, Lakune Banyu.
Anda percaya hitungan primbon di atas?
Referensi :
Dr. Purwadi, M. Hum dkk : Ensiklopedi Kebudayaan Jawa
H. Djanuadji : Penanggalan Jawa 120 Tahun Kurup Asapon Th. 1936 – 2052
KPH Tjakraningrat : Kitab Primbon Bataljemur Adammakna