Pernah aku mencoba untuk sembunyi, namun senyummu tetap mengikuti

Biar tersambung, silakan baca dulu artikel: Di hati ini hanya engkau mantan terindah.

Arjuna terdiam beberapa saat. Ia mencoba mengunyah kata-kata yang keluar dari mulut kekasihnya itu.

“Kenapa diam Jun, kamu tak sanggup kah?”

“Eh, bukan. Tapi… “

Kok, grogi Jun. Itu bukan sifat aslimu. Arjuna yang aku kenal adalah lelaki tangguh dan jantan, siap mewujudkan semua permintaan kekasih yang sangat disayanginya.”

“Tapi, bukankah Siti Sundari itu kekasihnya Abimanyu, anakku juga?”

“Iya. Lesmana juga anak kandungmu, bukan? Hampir dua puluh lima tahun kamu tak pernah menyentuh apalagi merawat buah cinta kita itu. Sekarang saatnya kamu menunjukkan kasih sayangmu sebagai seorang ayah!”

Kepala Arjuna ngelu. Permintaan Banowati kali ini sulit ia laksanakan.

***

Sementara itu di dalam istana Hastinapura, Lesmana meraung-raung menyebut nama Siti Sundari. Lolongan Lesmana mengiris hati setiap orang yang mendengarnya.

Tak ada yang mencemooh perilaku ganjil Lesmana, hanya ada rasa belas kasihan kepada putra mahkota Prabu Duryodana tersebut. Untuk kesekian kali cinta Lesmana kepada seorang gadis tiada kesampaian.

“Dik Sundari selalu hadir di dekatku. Lihatlah di cermin ini, tak hanya wajahku yang terpantul di sana, tetapi ada juga wajah ayumu.”

Kemudian Lesmana tersenyum kepada dirinya sendiri. Dan tiba-tiba ia meratap pilu.

“Dik Sundari…. kenapa kamu tolak cintaku yang suci ini, dik? Apa kekuranganku dibandingkan dengan si Abimanyu itu…. Oh, dik Sundari jika kamu meminta permata sebesar gunung Mahameru, aku akan berikan kepadamu!”

Lesmana berlari keluar kamarnya. Ia bersembunyi di balik rindangnya pohon di halaman istana.

“Tuh kan, bener. Bersembunyi di mana pun, senyumanmu selalu mengikuti diriku, dik Sundari. Kamu adalah jodohku. Ibu… tolonglah anakmu ini bu, lamarkan lagi Siti Sundari untuk menjadi istriku. Aku sangat mencintainya, ibu!”

Kali ini Lesmana menangis sambil memukulkan kepalanya ke batang pohon. Sangat memilukan.

***

Diam-diam Arjuna memerhatikan tingkah laku Lesmana yang seperti orang gila itu. Hatinya seperti tersayat sembilu. Betul kata Banowati, ia kudu bertindak membantu Lesmana untuk mendapatkan Siti Sundari.